KOMPAS.com – Suara Merlin, Siswa SMPN 1 Sidorejo, terdengar lantang membacakan karya puisinya tentang daun-daun yang tertiup angin gunung.
Wajahnya memancarkan kegembiraan ketika puisinya mendapat apresiasi berupa tepuk tangan yang meriah dari seratusan peserta kegiatan gebyar literasi dan jelajah bumi, berkarya bersama yang teristimewa di Cafe Bhineka Tunggal Ika Desa Sumberdodol, Kecamatan Sidorejo, Kabupaten Magetan, Jawa Timur.
“Daun bergerak, ditiup angin gunung. Ibu bicara,” ujarnya, Minggu (30/6/2024).
Dari barisan penonton, Rinda Kristiani ibu Merlin, terlihat terharu melihat anaknya barhasil menyelesaikan puisi pertamanya.
Baca juga: Cerita Zeina, Barista Berkebutuhan Khusus di Coffee Shop Jaksel
Dia mengaku anaknya yang berkebutuhan khusus dengan down syndrome tersebut biasanya tidak suka menulis.
“Biasanya sukanya menggambar, tapi kali ini dia berhasil menulis puisi. Mungkin karena ada pembimbing, ada temannya, ada yang mengarahkan sehingga dia bisa membuat puisi,” katanya.
Insan istimewa lainnya yang berhasil menulis puisi adalah Nuri Aulia, siswa kelas 7 di SMP yang sama dengan Merlin. Ia berhasil menulis puisi berjudul Puisi Air Terjun.
Pada awalnya dia sempat menolak menulis puisi karena tidak percaya diri. Bahkan dia sempat menangis menumpahkan keraguannya membuat puisi.
Dosen Universitas Widya Mandala Surabaya Dwi Aji Prajoko selaku pembimbing mengajak Nuri melihat lokasi di sekitar Cafe Bhineka Tunggal Ika Desa Sumberdodol, yang memilki kolam dan sungai jernih yang dialiri mata air dari kaki Gunung Lawu.
“Kita kenalkan dengan sungai, di sana ada apa, ada air jernih mengalir, ada batu di dalam air, ada pasir, ada angin. Dari situ mereka tak disangka bisa menulis apa yang mereka lihat,” ucapnya.
Baca juga: Emirates Ajak Terbang Anak-anak Autisme, Wujud Layanan kepada Orang Berkebutuhan Khusus
“Gemericik tetesan air terjun mengalir. Airnya menyusuri bebatuan berpasir. Menyeruak gelembung berbutir butir. Terempas angin debu terbang berbutir butir,” tulis Nuri Aulia di kertsa HVS yang dibagikan panitia penyelenggara.
Ketua penyelenggara kegiatan gebyar literasi dan jelajah bumi berkarya bersama yang teristimewa, Dita, mengatakan, kegiatan ini untuk pengenalan literasi kepada anak-anak berkebutuhan khusus di Magetan.
Sebab, selama ini masih sangat minim kegiatan literasi yang melibatkan mereka.
“Ini hal baru untuk mereka, karena selama ini mereka belum pernah dilibatkan dalam kegiatan menulis puisi,” terangnya.
Menurut Dita, puisi mampu membuat Nuri yang sebelumnya apatis, bahkan ngambek dengan menangis saat diminta menulis akhirnya mampu menyelesaikan sebuah puisi yang membuat mentalnya terdongkrak.