Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pria di Probolinggo Tewas Tertembak Senapan Angin Saat Berburu, Polisi Amankan 5 Orang

Kompas.com, 5 Juli 2024, 09:49 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Yusup (23) warga Dusun Sumber Jambe, Desa Betek, Kecamatan Krucil, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur tewas terkena tembakan saat berburu bersama beberapa teman dan saudaranya, Kamis (4/7/2024).

Informasi yang diperoleh, korban diperkirakan meninggal dunia saat dalam perjalanan menuju RSUD Waluyo Jati Kraksaan.

Sebelum dibawa ke rumah sakit, korban sempat dibawa ke Pusksesmas Condong, Kecamatan Gadis.

Namun pihak keluarga tak berkenan jasad Yusuf divisum atau diotopsi.

"Betul, ada kiriman korban dari Puskesmas Condong. Korban luka akibat senapan angin, untuk lukanya itu ada di kepala bagian dahi depan," kata Kepala Kamar Mayat RSUD Waluyo Jati Kraksaan, Mujiono saat ditemui di ruangannya.

Baca juga: Konser Peluncuran Pilkada Probolinggo Diwarnai Kericuhan, 10 Orang Ditangkap

Mujiono juga menjelaskan pihak keluarga telah memberikan tanda tangan untuk menolak otopsi ataupun visum.

"Yang bertanda tangan di dalam surat pernyataan ada istri dari korban, ibu dan bapak kandung korban, serta beberapa pihak keluarga lainnya," jelas Mujiono.

Kini kasusnya sudah ditangani pihak kepolisian.

Penyidik juga membawa ayah kandung korban ke Mapolres Probolinggo untuk dimintai keterangan.

Sementara jasad korban sudah dibawa ke rumah duka dengan mobil ambulans RSUD Waluyo Jati Kraksaan, setelah tim Inafis Satreskrim Polres Probolinggo melakukan identifikasi.

Baca juga: Pelajar di Probolinggo Cabuli Istri Orang yang Sedang Tidur di Kamar

Lima orang diamankan

Terkait meninggalnya Yusuf, lima pria diamankan Unit Pidana Umum (Pidum) Satreskrim Polres Probolinggo, Kamis (4/7/2024).

Dua di antara lima orang yang diamankan merupakan saudara korban. Sementara tiga orang lainnya adalah teman korban Yusup.

"Para terduga ini sudah kami bawa ke Mapolres Probolinggo untuk diperiksa, dan perlu diketahui dari lima orang ini belum ada penetapan tersangka, hanya saja sebelum kejadian, korban bersama lima orang ini sedang berburu," kata Kanit Pidum Satreskrim Polres Probolinggo, Ipda Eko Aprianto, Jumat (5/7/2024).

Baca juga: Pengakuan Korban Pegawai Kejaksaan Gadungan di Probolinggo: Katanya Sudah Bisa Kerja tapi Tak Ada Kantornya

Menurut Ipda Eko Aprianto, salah satu dari 5 orang itu yakni MR diketahui pemegang senapan angin, dan memiliki hubungan persaudaraan dengan korban.

"Untuk kronologi ataupun yang lainnya menyusul, mohon waktu. Karena kelimanya masih akan kami periksa, sekarang sudah ada di Polres Probolinggo semua," kata dia.

Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Ayah Muda di Probolinggo Tewas Saat Berburu, Diduga Kepala Luka Terkena Peluru Senapan Angin

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau