Felix mengakui, banyak karyawan yang pindah atau mengundurkan diri karena berbagai alasan. Namun, perusahaan ini tidak melakukan penggantian atau merekrut karyawan baru.
”Kita saat itu tidak lakukan penggantian atau merekrut karyawan lagi. Sekarang saja ini bisnis kami yang baru mulai kita recovery lagi,” kata Komisaris Zangrandi Ice Cream, Felix Tanumulia, dalam sebuah wawancara.
Saat bisnis es krim Zangrandi ini mulai pulih, banyak karyawan yang mengundurkan diri kemudian kembali lagi ke perusahaan.
Hal ini menunjukkan bahwa Zangrandi masih memiliki daya tarik bagi para pekerja.
”Kebanyakan juga yang kemarin kemarin karyawan resign sekarang itu banyak kembali juga dan diterima dengan terbuka oleh kami selama punya track record kinerja bagus,” ujarnya.
Baca juga: Daya Tarik Kupat Tahu Legendaris Ma Iroh, Makanan Sederhana Khas Kuningan
Felix menambahkan, Zangrandi memiliki manajemen yang profesional, tetapi juga masih mempertahankan nilai kekeluargaan.
Ia mengatakan, perusahaan ini masih bisa dibilang perusahaan keluarga, sehingga ada rasa saling menghargai dan peduli antara karyawan dan manajemen.
“Jadi memang ada karyawan yang balik kucing ya banyak juga ya. Ada yang sampai waktu itu pindah sampai ke Irian Jaya (Papua). Setelah itu ternyata dia mau kembali lagi ,ya sudah enggak apa-apa gitu, karena sistemnya seperti itu. Jadi selama track record-nya bagus nggak ada masalah,” tutur dia.
”Karena kan perusahaan ini bisa dibilang perusahaan keluarga. Jadi sedikit banyak, mau nggak mau, ya harus ada nilai itu, kekeluargaan, yang kita tanamkan untuk di manajemen levelnya. Mungkin filosofinya lebih ke arah situ, ya tetap kembali ujung-ujungnya customer kita pun kekeluargaan. ya kita sendiri manajemen juga cukup kekeluargaan,” tutur dia.
Felix mengungkapkan mengapa es krim Zangrandi masih bisa bertahan, meskipun selama empat tahun bisnisnya nyaris tidak bisa bernapas. Ia mengaku tidak memiliki strategi khusus.
Hanya saja, salah satu strategi pemasaran yang diterapkan oleh es krim Zangrandi adalah kembali ke akarnya, yaitu menjaga sejarah dan nilai-nilai warisan yang melekat pada merek tersebut.
Baca juga: Pesawat N250, Proyek Triliunan Rupiah yang Kandas Karena Krismon 1998
Felix Tanumulia mengatakan, manejemen di perusahaannya tidak banyak mengandalkan media sosial atau promosi lainnya, melainkan lebih mengutamakan loyalitas pelanggan dan citra sebagai objek wisata sejarah dan kuliner.
“Kita akan kembali ke akarnya kita. Itu strategi kita yang benar-benar kita pegang sampai sekarang. Kita tidak mengubah nilai-nilai kita, history kita, dan itu menjadi objek wisata kita,” ujar Felix.
Felix menambahkan bahwa rencana ke depannya adalah membuka semacam museum di sebelah tempat usaha mereka, yang akan berisi tentang sejarah pendirian dan perkembangan es krim Zangrandi. Ia juga berharap bisa bekerja sama dengan sejarawan Surabaya untuk mendapatkan informasi yang akurat dan lengkap.
“Kita pinginnya akan buka kayak semacam museum. Jadi kita malah strategi kita lebih ke arah membikin cangkiran ini menjadi selain tempat makan es krim, tapi juga menjadi objek history,” kata Felix.