"Dari almarhum kiai saya, saya diperintahkan agar tetap lanjut sekolah. Kalau santri itu kan tetap ikut kiai, manut kiai," ucap dia.
Rasa dalam hati Anam saat itu mulai berkecamuk, karena kondisi ekonomi orangtuanya sedang tidak baik-baik saja.
Apalagi sang adik mengalami kecelakaan hingga orangtua Anam membutuhkan banyak biaya pengobatan.
Namun Anam saat itu mengaku optimistis lantaran telah mengantongi doa kiai dan orangtuanya hingga dia bisa menembus ketatnya persaingan seleksi di Universitas Indonesia.
Baca juga: Menyamar Jadi Perempuan, Sulaiman Curi Uang dan Barang di Kantor BMT NU Bangkalan
"Kalau (dulu) ada yang nanya, saya jawab di UI, Universitas InsyaAllah, kalau ada uang. Tapi Alhamdulillah saya diterima di Universitas Indonesia sungguhan," papar dia.
Tahun 2002 Anam mengawali proses pendidikannya di UI. Di sana dia tinggal bersama ayah dan ibunya yang harus berjuang dari nol lagi.
Selama 4 hari dia memilih berpuasa, salah satunya untuk meringankan beban orangtua. Selama itu pula dia hanya minta untuk ongkos pergi dan pulang.
Baca juga: Keroyok Penjual Teh, 8 Orang di Bangkalan Jadi Tersangka
Ketika diterima di UI, Anam kembali berpikir mengenai beban sang ayah mendapatkan uang mendaftar ulang.
"Waktu saya bilang sama ayah, ayah jawab wes ayo terus, andai ada tempat buat menggadaikan kepala saya, saya gadaikan kepala saya ini untuk perjuangan pendidikan kamu, akhirnya dapat uang sebanyak Rp 2,4 juta itu," kata dia sembari menirukan kata-kata sang ayah waktu itu.
Anam seketika itu berjanji bahwa dirinya akan belajar bersungguh-sungguh.
Anam mampu menyelesaikan gelar sarjananya pada tahun 2008 sembari dia bekerja di perusahaan tambang batu bara dengan bekal ijazah D3-nya.
Setelah lulus S1 tahun 2009 ,dia mencoba memanfaatkan ijazah sarjananya untuk mendaftar sebagai ASN di BPK RI.
Secara perlahan Anam mulai bisa mandiri.
Dia semakin tak main-main ketika berbicara dengan tentang pendidikan, sebab dia yakini investasi terbaik di dunia adalah ilmu.
Anam kemudian melanjutkan pendidikan S2 di UI dan lulus pada tahun 2010.