"Waktu saya S2, saya dikirim oleh profesor saya untuk mewakili UI di UGM dalam acara mengikuti internasional confrence publik off administration se Asia," kata dia.
Anam lulus dengan tesisnya mengenai pengelolaan dana desa. Ada 53 desa dari 273 desa di Bangkalan yang dia jadikan sebagai sampel.
Baca juga: Pria di Bangkalan Bobol Kantor Koperasi NU, Kenakan Pakaian Perempuan Saat Beraksi
Sepulang dari acara itu, sang profesor meyakini bahwa Anam mampu melanjutkan S3 di Eropa.
Dia sengaja mengirim proposalnya melalui email ke 1.200 profesor di 300 universitas tersohor di luar negeri.
Dari ribuan yang dia kirim, hanya ada tujuh negara yang merespons emailnya tentang riset dana desa.
Saat itu semua mengritik habis-habisan proposal Anam, tetapi ada satu profesor memberi perbaikan.
"Langsung saya perbaiki, saya kirim lagi. Saat saya laporan sama profesor di UI saya dimantabkan di kampusnnya Albert Einstein ini, secara historis tokoh dunia ini pernah menjadi alumni pada tahun 1911-1912," beber dia.
Tahun 2019 dia berangkat ke Eropa meninggalkan anak dan istrinya di Indonesia.
Tahun 2020 lalu dia harus kehilangan orang terhebat dan teristimewa baginya, yakni sang ayah. Hal itu menjadi pukulan berat baginya.
"Waktu saya memandikan (jenazah) ayah itu, saya berjanji bahwa saya akan bawa ayah ketika saya selesaikan S3 saya meski sudah tidak ada lagi di dunia ini, itu janji saya. Maka foto ini sangat istimewa. Waktu sidang kemarin saya bawa ada di samping saya," cerita dia.
Setelah kepergian ayahnya, Anam harus berjuang betul-betul untuk menjalankan amanah besar dari sang ayah. Desertasinya di Eropa sempat tidak terurus dengan baik selama satu tahun.
Tetapi dia berusaha bangkit dan menuntaskan pendidikan S3-nya dengan waktu tergolong cepat, 3 tahun 4 bulan.
"Sujudnya ayah, air mata ayah, dan jeritan hati beliaulah yang mengguncang Arsy sehingga saya bisa di titik ini. Alhamdulillah saya sudah selesaikan juga per tanggal 8 Februari kemarin S3 saya ini," pungkas Anam.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.