Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Pemuda dari Desa di Bangkalan Raih Gelar Doktor di Eropa, Anam: Sujud dan Air Mata Ayah Mengantar ke Titik Ini

Kompas.com - 16/02/2023, 11:12 WIB
Muchlis,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Usaha tak pernah mengkhianati hasil.

Barangkali kata tersebut tepat menggambarkan perjuangan Choirul Anam (39), pemuda asal pelosok Bangkalan, Jawa Timur yang meraih gelar doktoral setelah menyelesaikan studi S3 di Charles University, Praha, Republik Ceko.

Anam menyelesaikan pendidikan doktoralnya dalam waktu 3 tahun 4 bulan dengan disertasinya, 'Analysis of the impact of village funds as fiscal decentralization policy on reducing poverty level of rural communities in Indonesia'.

Baca juga: SMPN 4 Bangkalan Terbakar, Dokumen Penting Ludes

Kisah perjuangan Anam sejak kecil

Dokumentasi pribadi Choirul Anam saat beberapa momen yang sengaja di abadikan di ponselnya.Dok Istimewa Anam Dokumentasi pribadi Choirul Anam saat beberapa momen yang sengaja di abadikan di ponselnya.

Anam merupakan anak pertama dari empat bersaudara pasangan Almarhum H. Muhammad Sahlun dan Siti Habibah.

Orangtua Anam, tidak mengenyam pendidikan tinggi seperti dirinya.

Namun, kegigihan ayah dan ibunya mengantar Anam hingga ke posisinya saat ini.

Baca juga: Penjual Parfum di Bangkalan Diduga Cabuli Siswa SD di Toilet

Anam bercerita, sejak kecil dirinya sudah terbiasa bersekolah jauh dari orangtua.

Dia menimba ilmu di Sekolah Dasar di daerah Surabaya hingga kelas 3 SD bersama sang nenek.

Karena faktor kesehatan Anam, kedua orangtua sempat membawa Anam ke Kota Semarang, Jawa Tengah untuk pengobatan. Anam pun melanjutkan pendidikannya di kota tersebut.

"Karena saya sakit-sakitan saya dibawa sama Ayah dan Ummi ke Semarang tempat rantaunya di sana, saya lulus SD di Semarang tahun 1996," ucap dia kepada Kompas.com, Rabu (15/2/2023) malam.

Baca juga: Marak Hoaks Penculikan Anak, Polres Bangkalan Buka Hotline Pengaduan

Menurut Anam, ada kebiasaan warga Madura yang tidak boleh dilangkahi ketika mencari ilmu yaitu harus mondok.

Anam pulang ke Bangkalan dan masuk ke Pondok Pesantren Asshomadiyah di Kecamatan Burneh Bangkalan.

Anam lalu menuntaskan pendidikan menengah pertamanya di SMPN 4 Bangkalan dan SMAN 1 Bangkalan.

Selama duduk di bangku SMP, Anam selalu meraih rangking pertama.

"Dari almarhum kiai saya, saya diperintahkan agar tetap lanjut sekolah. Kalau santri itu kan tetap ikut kiai, manut kiai," ucap dia.

Rasa dalam hati Anam saat itu mulai berkecamuk, karena kondisi ekonomi orangtuanya sedang tidak baik-baik saja.

Apalagi sang adik mengalami kecelakaan hingga orangtua Anam membutuhkan banyak biaya pengobatan.

Namun Anam saat itu mengaku optimistis lantaran telah mengantongi doa kiai dan orangtuanya hingga dia bisa menembus ketatnya persaingan seleksi di Universitas Indonesia.

Baca juga: Menyamar Jadi Perempuan, Sulaiman Curi Uang dan Barang di Kantor BMT NU Bangkalan

"Kalau (dulu) ada yang nanya, saya jawab di UI, Universitas InsyaAllah, kalau ada uang. Tapi Alhamdulillah saya diterima di Universitas Indonesia sungguhan," papar dia.

Tahun 2002 Anam mengawali proses pendidikannya di UI. Di sana dia tinggal bersama ayah dan ibunya yang harus berjuang dari nol lagi.

Selama 4 hari dia memilih berpuasa, salah satunya untuk meringankan beban orangtua. Selama itu pula dia hanya minta untuk ongkos pergi dan pulang.

Baca juga: Keroyok Penjual Teh, 8 Orang di Bangkalan Jadi Tersangka

Ketika diterima di UI, Anam kembali berpikir mengenai beban sang ayah mendapatkan uang mendaftar ulang.

"Waktu saya bilang sama ayah, ayah jawab wes ayo terus, andai ada tempat buat menggadaikan kepala saya, saya gadaikan kepala saya ini untuk perjuangan pendidikan kamu, akhirnya dapat uang sebanyak Rp 2,4 juta itu," kata dia sembari menirukan kata-kata sang ayah waktu itu.

Dokumentasi pribadi Choirul Anam saat beberapa momen yang sengaja di abadikan di ponselnya.Dok Istimewa Anam Dokumentasi pribadi Choirul Anam saat beberapa momen yang sengaja di abadikan di ponselnya.

Karier Anam hingga selesaikan doktoral

Anam seketika itu berjanji bahwa dirinya akan belajar bersungguh-sungguh.

Anam mampu menyelesaikan gelar sarjananya pada tahun 2008 sembari dia bekerja di perusahaan tambang batu bara dengan bekal ijazah D3-nya.

Setelah lulus S1 tahun 2009 ,dia mencoba memanfaatkan ijazah sarjananya untuk mendaftar sebagai ASN di BPK RI.

Baca juga: 30 Tahun Eksploitasi Migas di Bangkalan Belum Bermanfaat kepada Warga, BUMD Minta Pengalihan PI Segera

Secara perlahan Anam mulai bisa mandiri.

Dia semakin tak main-main ketika berbicara dengan tentang pendidikan, sebab dia yakini investasi terbaik di dunia adalah ilmu.

Anam kemudian melanjutkan pendidikan S2 di UI dan lulus pada tahun 2010.

"Waktu saya S2, saya dikirim oleh profesor saya untuk mewakili UI di UGM dalam acara mengikuti internasional confrence publik off administration se Asia," kata dia.

Anam lulus dengan tesisnya mengenai pengelolaan dana desa. Ada 53 desa dari 273 desa di Bangkalan yang dia jadikan sebagai sampel.

Baca juga: Pria di Bangkalan Bobol Kantor Koperasi NU, Kenakan Pakaian Perempuan Saat Beraksi

Sepulang dari acara itu, sang profesor meyakini bahwa Anam mampu melanjutkan S3 di Eropa.

Dia sengaja mengirim proposalnya melalui email ke 1.200 profesor di 300 universitas tersohor di luar negeri.

Dari ribuan yang dia kirim, hanya ada tujuh negara yang merespons emailnya tentang riset dana desa.

Saat itu semua mengritik habis-habisan proposal Anam, tetapi ada satu profesor memberi perbaikan.

"Langsung saya perbaiki, saya kirim lagi. Saat saya laporan sama profesor di UI saya dimantabkan di kampusnnya Albert Einstein ini, secara historis tokoh dunia ini pernah menjadi alumni pada tahun 1911-1912," beber dia.

Dokumentasi pribadi Choirul Anam saat beberapa momen yang sengaja di abadikan di ponselnya.Dok Istimewa Anam Dokumentasi pribadi Choirul Anam saat beberapa momen yang sengaja di abadikan di ponselnya.

Janji pada sang ayah

Tahun 2019 dia berangkat ke Eropa meninggalkan anak dan istrinya di Indonesia.

Tahun 2020 lalu dia harus kehilangan orang terhebat dan teristimewa baginya, yakni sang ayah. Hal itu menjadi pukulan berat baginya.

"Waktu saya memandikan (jenazah) ayah itu, saya berjanji bahwa saya akan bawa ayah ketika saya selesaikan S3 saya meski sudah tidak ada lagi di dunia ini, itu janji saya. Maka foto ini sangat istimewa. Waktu sidang kemarin saya bawa ada di samping saya," cerita dia.

Setelah kepergian ayahnya, Anam harus berjuang betul-betul untuk menjalankan amanah besar dari sang ayah. Desertasinya di Eropa sempat tidak terurus dengan baik selama satu tahun.

Tetapi dia berusaha bangkit dan menuntaskan pendidikan S3-nya dengan waktu tergolong cepat, 3 tahun 4 bulan.

"Sujudnya ayah, air mata ayah, dan jeritan hati beliaulah yang mengguncang Arsy sehingga saya bisa di titik ini. Alhamdulillah saya sudah selesaikan juga per tanggal 8 Februari kemarin S3 saya ini," pungkas Anam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Polisi di Kota Malang Tangkap Pelaku Eksibisionis

Polisi di Kota Malang Tangkap Pelaku Eksibisionis

Surabaya
Embarkasi Surabaya Berangkatkan 39.228 Calon Haji Tahun Ini

Embarkasi Surabaya Berangkatkan 39.228 Calon Haji Tahun Ini

Surabaya
PPDB 2024 di Kota Madiun Diperketat, Kadisdik: Tak Bisa Lagi Titip KK

PPDB 2024 di Kota Madiun Diperketat, Kadisdik: Tak Bisa Lagi Titip KK

Surabaya
Pilkada Jember, Calon Perseorangan Harus Penuhi Syarat Minimal Dapat 128.195 Dukungan

Pilkada Jember, Calon Perseorangan Harus Penuhi Syarat Minimal Dapat 128.195 Dukungan

Surabaya
Pria asal Bekasi Ditangkap Polisi karena Ancam Sebarkan Konten Pornografi Pacarnya di Bawah Umur asal Malang

Pria asal Bekasi Ditangkap Polisi karena Ancam Sebarkan Konten Pornografi Pacarnya di Bawah Umur asal Malang

Surabaya
Pilkada Kabupaten Sumenep, Calon Perseorangan Harus Kantongi 65.786 Dukungan

Pilkada Kabupaten Sumenep, Calon Perseorangan Harus Kantongi 65.786 Dukungan

Surabaya
Ayah, Ibu, dan Anak Tewas Ditabrak Truk di Bojonegoro, Polisi: Sopir Mabuk Miras

Ayah, Ibu, dan Anak Tewas Ditabrak Truk di Bojonegoro, Polisi: Sopir Mabuk Miras

Surabaya
Pengendara Motor di Gresik Tewas Usai Tabrak Truk Parkir Pinggir Jalan

Pengendara Motor di Gresik Tewas Usai Tabrak Truk Parkir Pinggir Jalan

Surabaya
Pilkada Jember, Bupati dan Wakil Ketua DPRD Berebut Rekomendasi Nasdem

Pilkada Jember, Bupati dan Wakil Ketua DPRD Berebut Rekomendasi Nasdem

Surabaya
2 Pemuda di Surabaya Perkosa Anak di Bawah Umur Usai Tenggak Miras

2 Pemuda di Surabaya Perkosa Anak di Bawah Umur Usai Tenggak Miras

Surabaya
Pemkab Lumajang Akan Gabungkan Penambang Legal dan Ilegal

Pemkab Lumajang Akan Gabungkan Penambang Legal dan Ilegal

Surabaya
Mantan Bupati Sampang Dilaporkan ke Polisi soal Dugaan Jual Beli Suara

Mantan Bupati Sampang Dilaporkan ke Polisi soal Dugaan Jual Beli Suara

Surabaya
Kronologi Perundungan Siswi SD yang Berujung Kematian di Lamongan

Kronologi Perundungan Siswi SD yang Berujung Kematian di Lamongan

Surabaya
Pemkot Malang Segera Terapkan Pembayaran Non-Tunai Parkir di Tepi Jalan Umum

Pemkot Malang Segera Terapkan Pembayaran Non-Tunai Parkir di Tepi Jalan Umum

Surabaya
Polres Blitar Tangkap Pengedar Narkoba di Malang, Barang Bukti Ganja 13,7 Kg Senilai Rp 140 Juta

Polres Blitar Tangkap Pengedar Narkoba di Malang, Barang Bukti Ganja 13,7 Kg Senilai Rp 140 Juta

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com