Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Momen Terakhir Elmiati bersama Anak Balita dan Suaminya di Stadion Kanjuruhan

Kompas.com - 01/10/2023, 06:00 WIB
Imron Hakiki,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

"Tolong tokno bojoku, Pak! Tolong tokno bojoku, Pak!, Pak, Tolong tokno bojoku!. (Tolong keluarkan suami saya, Pak! Tolong keluarkan suami saya, Pak! Pak, tolong keluarkan suami saya!). Namun teriakan saya sepertinya tidak didengar dan tidak digubris akibat terlalu sesaknya manusia," katanya lirih.

Baca juga: Vicky dan Ingatan yang Hilang tentang Tragedi Kanjuruhan...

Elmiati saat itu kesulitan bernapas. Matanya terasa perih akibat asap gas air mata.

Ia pun sudah pasrah dengan hidupnya saat itu. Ia tidak tahu bisa bertahan berapa lama di lorong itu dalam kondisi berdempet-dempetan.

"Tidak lama kemudian, seseorang tidak saya kenal menarik saya kembali naik tangga menuju tribune. Saya tidak mengenal orang itu. Ternyata ia menolong saya karena saya dikira adiknya," tuturnya.

Berpisah selamanya

Beberapa waktu kemudian salah seorang datang menghampirinya. Ia minta dikirimi foto suami dan anaknya, untuk membantu pencarian.

"Saudara saya itu meminta saya untuk tetap diam duduk di tribune. Ia akan mencari keberadaan suami dan anak saya," jelasnya.

Beberapa waktu kemudian, kakak iparnya datang ke menghampiri Elmiati di tribune. Ia mengatakan kepada Elmiati bahwa anak dan suaminya sudah berada di parkiran.

"Saya agak lega. Namun, berselang kemudian, sekitar 30 menit saya merasa curiga karena kakak ipar ini tidak kunjung mengajak saya turun menemui suami dan anak saya," terangnya.

"Akhirnya saya segera mengajak kakak ipar saya untuk segera keluar menemui suami dan anak saya. Namun, kakak ipar tetap saja terdiam, sambil memegang ponselnya terus menerus," imbuh dia.

Baca juga: Gate 13, Tempat Sakral Saksi Bisu Tragedi Kanjuruhan

Ternyata, sang kakak ipar sebetulnya belum menemukan suami dan anaknya. Dia mengatakan hal tersebut agar Elmiati yang tampak panik bisa tenang.

Seseorang kemudian memberikan informasi pada Elmiati bahwa suami dan anak balitanya berada di rumah sakit. 

"Saat itu anak di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kanjuruhan dan suami di Rumah Sakit Wava Husada Kepanjen. Saya dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kanjuruhan. Namun, saya terkejut ternyata saya di bawa ke kamar mayat. Di situ saya tidak kuat dan menolak masuk," tambahnya.

Elmiati masih inggat betul, pukul 02.00 WIB dini hari, anak dan suami saya dibawa pulang menggunakan ambulans.

"Suami dan anak saya tidak berdosa meninggal begitu saja," dia berkaca-kaca.

Suami dan anaknya dimakamkan berdampingan di kawasan Jalan Sumpil, Kecamatan Blimbing, Kota Malang.

"Sampai saat ini, setiap hari kamis saya ziarah ke makam suami dan anak saya," ujar Elmiati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Polisi Sebut Balita di Tulunggagung Meninggal akibat Kekurangan Oksigen, Diduga Dibunuh Sang Ayah

Polisi Sebut Balita di Tulunggagung Meninggal akibat Kekurangan Oksigen, Diduga Dibunuh Sang Ayah

Surabaya
7 Orang di Surabaya Ditangkap karena Terlibat Prostitusi Anak

7 Orang di Surabaya Ditangkap karena Terlibat Prostitusi Anak

Surabaya
Kronologi Balon Udara Meledak di Ponorogo hingga Melukai Empat Orang

Kronologi Balon Udara Meledak di Ponorogo hingga Melukai Empat Orang

Surabaya
Kesaksian Warga Saat Balon Udara Meledak di Ponorogo, Suaranya Terdengar sampai ke Desa Lain

Kesaksian Warga Saat Balon Udara Meledak di Ponorogo, Suaranya Terdengar sampai ke Desa Lain

Surabaya
Tidak Ada Peminat, KPU Pastikan Pilkada Kabupaten Malang Tanpa Calon Independen

Tidak Ada Peminat, KPU Pastikan Pilkada Kabupaten Malang Tanpa Calon Independen

Surabaya
Klaim Punya Modal 144.000 Dukungan, Asrilia-Satrio Daftar Pilkada Surabaya dari Jalur Independen

Klaim Punya Modal 144.000 Dukungan, Asrilia-Satrio Daftar Pilkada Surabaya dari Jalur Independen

Surabaya
Pendaftaran Jalur Independen Dibuka Selama 2 Hari, KPU Situbondo Nyatakan Tidak Ada yang Daftar

Pendaftaran Jalur Independen Dibuka Selama 2 Hari, KPU Situbondo Nyatakan Tidak Ada yang Daftar

Surabaya
4 Calon Jemaah Haji Asal Lamongan Batal Berangkat Hari Ini karena Anemia

4 Calon Jemaah Haji Asal Lamongan Batal Berangkat Hari Ini karena Anemia

Surabaya
Gempa M 4,9 Kembali Guncang Bawean Gresik, Belum Ada Laporan Kerusakan

Gempa M 4,9 Kembali Guncang Bawean Gresik, Belum Ada Laporan Kerusakan

Surabaya
Setelah 1,5 Tahun Terkuak Mahasiswi di Malang Dibunuh dan Dirampok Cucu Pemilik Indekos

Setelah 1,5 Tahun Terkuak Mahasiswi di Malang Dibunuh dan Dirampok Cucu Pemilik Indekos

Surabaya
Komplotan Pencuri Modus Ganjal ATM Ditangkap di Magetan

Komplotan Pencuri Modus Ganjal ATM Ditangkap di Magetan

Surabaya
Balon Udara Meledak di Ponorogo, Empat Orang Terluka

Balon Udara Meledak di Ponorogo, Empat Orang Terluka

Surabaya
Makelar Judi 'Online' di Malang Ditangkap Polisi

Makelar Judi "Online" di Malang Ditangkap Polisi

Surabaya
Insiden Balon Udara Meletus di Ponorogo, Dipicu Ledakan Petasan dan 4 Luka-luka

Insiden Balon Udara Meletus di Ponorogo, Dipicu Ledakan Petasan dan 4 Luka-luka

Surabaya
Nasib Miris SD Negeri di Sumenep, Siswa Tiga Kelas Belajar dalam Satu Ruangan

Nasib Miris SD Negeri di Sumenep, Siswa Tiga Kelas Belajar dalam Satu Ruangan

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com