Editor
Sementara alat pelindung diri yang dikenakan tak sepenuhnya kuat menahan panasnya bara api. Sepatu gunung yang ia pakai, katanya, sampai meleleh.
Beberapa relawan malah ada yang sampai mengalami luka gores karena menyusuri hutan dan pepohonan.
Para relawan, kata dia, mulai beraksi dari pukul 08.00 pagi sampai tengah malam bahkan ada yang sampai subuh.
Mereka yang bertugas sepanjang hari itu, baru bisa beristirahat esok harinya.
"Makanya habis malam pulang, istirahatnya seharian. Jadi digilir, sehari di lapangan sehari istirahat."
Baca juga: Water Bombing Kebakaran Bromo Sempat Dihentikan, BPBD: Demi Keamanan Kru
Sukaryo mengatakan kebakaran besar di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru kali ini memang berasal dari ulah sekelompok orang yang menyalakan flare atau suar demi kepentingan foto prewedding.
Dua insiden kebakaran yang terjadi sebelumnya berhasil dikendalikan dalam waktu seminggu.
Pada Rabu (06/09) itu, kobaran api mulanya ada di belakang gapura bukit Teletubbies.
Video yang beredar di media sosial memperlihatkan beberapa kru foto dan pasangan calon pengantin diam saja melihat kobaran api.
Dari keterangan Kasat Reskrim Polres Probolinggi, AKBP Achmad Doni Meidianto, pasangan itu berusaha memadamkan api dengan beberapa air mineral botolan.
Baca juga: Cerita Relawan Padamkan Kebakaran Gunung Bromo, Terjebak Api 3 Jam di Tengah Hutan
Tapi percuma karena api keburu cepat membesar. Selain itu mereka juga tidak langsung melapor ke tim nasional.
"Mereka menyesal. Sebenarnya pada saat kejadian mereka juga panik dan sudah berupaya, cuma tidak ada sumber air," ungkap Kasat Reskrim Polres Probolinggo, AKBP Achmad Doni Meidianto.
Pengamatan mata Sukaryo, saat ini 80% padang rumput di taman nasional sudah berubah hitam.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, berkata yang membuat kebakaran di sana bergerak sangat cepat karena tidak ada penghalang.
Dia mencontohkan kebakaran di lahan gambut yang masih bisa dihadang dengan bantuan parit.
Baca juga: Kebakaran TNBTS Rusak Ekosistem Tanaman Khas Bromo
Kemudian, pemadaman hanya bisa dilakukan dengan water bombing dari udara.
"Dengan kontur lahan seperti ini mustahil ada embung dan satgas darat mencapai lokasi butuh waktu lama. Yang bisa dilakukan bawa pompa jinjing," jelas Abdul Muhari dalam siaran pers di YouTube BNPB.
Cara lain adalah gebyok atau memukul-mukul api dengan anting atau dahan kering. Kendati sistem tersebut, menurutnya agak bahaya, apalagi kalau arah angin berbalik.