MALANG, KOMPAS.com- Sudah satu pekan sejak kebakaran melanda Gunung Bromo akibat flare prewedding pada Rabu (6/9/2023), ratusan pengemudi jip wisata tidak lagi bisa bekerja.
Ketua Paguyuban Jip via Tumpang-Poncokusumo Wildan Hangga bercerita, kawasan wisata tersebut ditutup total untuk wisatawan usai kebakaran melanda.
"Sejak ditutup selama tujuh hari lalu, kami sudah tidak bekerja," kata Wildan saat ditemui di Bukit Jemplang, Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Selasa (12/9/2023).
Padahal banyak yang menggantungkan hidup mereka pada usaha jasa wisata jip Bromo.
Baca juga: Polisi Ungkap Alasan Calon Pengantin Dikenai Wajib Lapor Terkait Kebakaran Bromo
Wildan mengungkapkan, dia dan anggotanya yang berjumlah ratusan orang terpanggil untuk bergabung dengan petugas pemadam sebagai relawan.
Apalagi melihat kebakaran Bromo sempat meluas, dari Probolinggo merembet sampai ke Malang dan Pasuruan.
"Kami ke sini modal nekat saja, meski kami tidak ada yang mempunyai bekal pengetahuan tentang evakuasi kebakaran di medan hutan seperti ini," katanya.
Baca juga: Cerita Relawan Padamkan Kebakaran Gunung Bromo, Terjebak Api 3 Jam di Tengah Hutan
Dia bercerita mengenai perjuangan para relawan memadamkan kebakaran di tengah lebatnya hutan.
Wildan mengatakan mereka sempat terjebak berjam-jam akibat kepungan bara api pada Minggu (11/9/2023).
"Terjebak sekitar 3 jam di kawasan Bukit Watangan, karena bara api mengepung kami," katanya.
Beberapa rekannya pun sempat terpisah di lokasi hutan.
"Beruntung semua anggota kami bisa keluar dengan selamat," kata dia.
Proses pemadaman yang dilakukan oleh relawan, lanjutnya, dilakukan dengan fasilitas dan peralatan sedanya.
Bahkan mereka melakukan iuran sesama anggota paguyuban untuk konsumsi.