SURABAYA, KOMPAS.com - Kegiatan penyiraman air melalui udara dengan helikopter Super Puma BNPB atau water bombing di area kebakaran kawasan Gunung Bromo, Jawa Timur, pada Selasa (12/9/2023) pagi, dihentikan sementara akibat angin kencang.
"Karena angin kencang, helikopter tidak terbang semantara demi keamanan kru. Semoga di sisa hari siang ini cuaca membaik," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur Gatot Subroto dikonfirmasi Selasa siang.
Baca juga: Kebakaran Bromo akibat Flare Prewedding Ganggu Habitat Flora dan Fauna
Karena pemadaman lewat udara dihentikan sementara, pihaknya melakukan pemadaman jalur darat bersama tim gabungan TNI, Polri, relawan dan warga.
"Pemadaman manual melalui jalur darat tetap kita lakukan," terangnya.
Baca juga: Kebakaran Hutan dan Lahan di Kawasan Gunung Bromo Berhasil Dipadamkan
Pemadaman khususnya dilakukan di wilayah Bukit Widodaren yang masih terdapat sisa-sisa titik api.
Secara umum, kobaran api di wilayah perbukitan sekitar Gunung Bromo sudah berhasil dipadamkan. Namun, menurut Gatot, masih ada beberapa titik api yang perlu segera dipadamkan agar tidak membesar dan membakar wilayah sekitarnya, mengingat angin di wilayah tersebut berhembus cukup kencang.
Sejak dua hari terakhir, kegiatan water bombing di Gunung Bromo menggunakan helikopter Super Puma milik BNPB. Helikopter tersebut membawa air berkapasitas 4.000 liter untuk disiramkan ke titik api yang terlihat menyala.
Sebelumnya, helikopter tersebut beroperasi untuk pemadaman api di Gunung Arjuno bersama satu unit helikopter lainnya. Karena karhutla di Gunung Arjuno relatif bisa dikendalikan, maka satu unit helikopter dikerahkan untuk karhutla Gunung Bromo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.