PROBOLINGGO, KOMPAS.com - Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Probolinggo AKP A. Doni Meidianto mengatakan, pasangan calon pengantin yang melangsungkan prewedding di savana Gunung Bromo, Jawa Timur, dan berujung kebakaran hutan, dikenakan wajib lapor. Keduanya masih berstatus saksi dan masih dimintai keterangan lebih lanjut.
"Mereka dikenakan wajib lapor karena statusnya masih saksi. Tiga kru wedding organizer lain juga statusnya masih saksi. Tersangka baru satu orang yakni AWEW, manajer wedding organizer," kata Doni saat dihubungi Kompas.com, Selasa (12/9/2023).
Baca juga: Cerita Relawan Padamkan Kebakaran Gunung Bromo, Terjebak Api 3 Jam di Tengah Hutan
Doni enggan menjelaskan apakah pasangan yang berasal dari Surabaya dan Palembang itu berupaya memadamkan api atau tidak saat flare mulai membakar savana.
"Untuk yang ini karena terkait materi pemeriksaan jadi belum bisa kita sampaikan ya. Mungkin nanti melalui keterangan resmi saja," kata Doni.
Baca juga: Calon Pengantin yang Lakukan Prewedding Pakai Flare di Bromo Dikenai Wajib Lapor
Doni menambahkan, pihaknya kembali memanggil lima orang saksi yang sebelumnya dikenakan wajib lapor pada hari ini, Selasa (12/9/2023), untuk memperjelas insiden flare prewedding itu.
Mereka adalah kedua calon pengantin dan tiga kru wedding organizer.
Mereka tiba di Mapolres Probolinggo pukul 8.00 WIB. Kemudian, satu per satu dari mereka diminta masuk ke Ruang Unit Tindak Pidana Tertentu (Tipidter) oleh penyidik.
"Sebelumnya memang dikenakan wajib lapor karena pertimbangan statusnya masih sebagai saksi. Dan hari ini kembali kami lakukan pemeriksaan dari kelima orang, seperti yang tadi sudah dilihat di depan ruangan penyidik," kata Doni.
Pemanggilan dan pemeriksaan kali ini, menurut Doni, lebih difokuskan pada peranan masing-masing dari kelima orang tersebut. Sebelumnya, pihaknya sudah memeriksa saksi tambahan dari pihak TNBTS dan pihak sopir jip.
"Sopir jip yang membawa mereka masuk ke kawasan TNBTS sudah kami mintai keterangan. Untuk lain-lainnya, masih belum bisa kami beberkan, karena fokus kami ke pemeriksaan," ungkap Doni.