Tim pengibar bendera sebanyak 8 orang pemanjat dari berbagai wilayah. Yakni, Deny Anugrah dari Kabupaten Kediri, Ajat Sudrajat asal Kuningan Jawa Barat, Haerul Faqih asal Makasar Sulawesi Selatan, Roni Galih Syahputra dari Kabupaten Ponorogo, Muhammad Zaki asal Balikpapan Kalimantan Timur, Syadza Azhar asal Bekasi Jawa Barat, dan Dea Putri Kurnalita yang merupakan siswa MTs Negeri 1 Trenggalek serta Muhammad Fajar pelajar SMK Islam Durenan Trenggalek.
“Tim pengibar ada delapan orang pemanjat, beberapa ada yang sudah profesional, dan beberapa ada pemula," ujar Aries.
Selama pengecekan jalur, terdapat sejumlah kendala yang dialami tim, yakni cuaca yang tidak bisa diprediksi. Selain itu, sejumlah sarana serta fasilitas di kawasan tersebut masih dinilai kurang, seperti akses jalan rusak, fasilitas air dan toilet umum kurang dan kawasan berkemah sempit.
Baca juga: Bendera Merah Putih Ukuran 77 Meter Dibentangkan di Pulau Fani Raja Ampat
“Jalannya menuju tebing rusak sulit dilalui, MCK dan air bersih kurang mencukupi. Sebab setiap kegiatan pengibaran, banyak komunitas dari luar kota yang menginap dan berkemah di sini (tebing sepikul)," ujar Aries.
Tebing Sepikul merupakan tebing dengan dinding terbesar dan tertinggi (big wall) di Jawa Timur dan terdapat 14 pitch.
“Tebing sepikul ini merupakan big wall yang ada di Jawa Timur, bahkan di Indonesia. Sehingga, tebing Sepikul tersebut bisa dikatakan sebagai aset wisata panjat tebing di Kabupaten Trenggalek maupun Provinsi Jawa Timur," jelasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.