SURABAYA, KOMPAS.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, Jawa Timur, baru menjual 180 unit kendaraan yang dilelang sejak Januari 2024. Pemkot menjual aset kendaraan itu karena hendak mengganti kendaraan dinas konvensional menjadi kendaraan listrik.
Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kota Surabaya, Wiwiek Widayati mengatakan, pihaknya saat ini tengah melelang sebanyak 889 unit kendaraan dinas.
"Dari 889 unit itu tersisa 697 roda dua dan 12 roda empat. Sedangkan, yang sudah terjual ada 180, belum terjual 709," kata Wiwiek di Gedung Eks Humas Pemkot Surabaya, Selasa (25/6/2024).
Baca juga: Wali Kota Surabaya Akan Sanksi ASN yang Ketahuan Bermain Judi Online
Selanjutnya, Pemkot Surabaya bakal melakukan evaluasi lelang kendaraan dinas tersebut. Sebab, ada sejumlah kendala yang membuat masyakat tidak berminat untuk membelinya.
"Kendala, seperti kuantitas 1 lot (deretan unit barang) terlalu besar atau terlalu mahal, nanti akan ada evaluasi. 1 lot ada yang 50 unit (kendaraan) dan ada juga yang 1 lot ini 1 unit," jelasnya.
Baca juga: Jelang Mudik Lebaran 2024, PLN Malang Siagakan SPKLU untuk Kendaraan Listrik
Selain itu, lanjut Wiwiek, sejumlah kendaraan dinas yang dilelang tersebut juga dinilai tidak efektif jika langsung digunakan sehari-hari. Sebab, beberapa di antaranya memerlukan perbaikan.
Meski demikian, Pemkot Surabaya masih akan melelang kendaraanya tersebut melalui website https://lelang.go.id. Sebab, Wiwiek yakin para peminat masih melihat-lihat barang yang akan dibeli.
"Artinya begitu ditayangkan langsung ada peminat kan tidak, kami juga mencoba untuk melakukan evaluasi. Bagaimana biar proses (pelelangan) ini juga berjalan dengan cepat," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi bakal mengganti mobil dinas dari kendaraan konvensional menjadi listrik. Nantinya, kendaraan baru itu tidak dibeli namun disewa.
Eri mengatakan, mobil listrik tersebut nantinya akan digunakan sebagai kendaraan operasional camat dan kepala dinas. Total mobil yang akan dipersiapkan ada sebanyak 70 unit.
"Anggaranya Rp 6 miliaran, karena menghitungnya dalam lima tahun, kita hitung mengeluarkan (biaya) untuk apa saja, contohnya perawatan," kata Eri di Jalan Jimerto, Surabaya, Kamis (20/6/2024).
Mantan Kepala Badan Perencanaan Kota (Bappeko) Surabaya itu mengungkapkan, sistem sewa dipilih karena anggaran yang dikeluarkan lebih efisien, daripada membeli mobil listrik baru.
“Kalau kita itu punya, beli mobil terus kita lakukan perawatan sendiri, itu lebih mahal," jelasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.