Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi dan Fakta Longsor di Tambang Pronojiwo Lumajang yang Tewaskan 4 Orang

Kompas.com - 14/06/2024, 08:07 WIB
Miftahul Huda,
Farid Assifa

Tim Redaksi

Truk yang diisi pasir oleh Rohim dan Latif juga tertimbun material longsor. Tampak, hanya bagian kepala truk yang tidak tertutup material.

"Truknya yang itu terpendam kelihatan kepalanya," terangnya.

Meski selamat dari maut, Latif mengalami luka di bagian mata kaki sebelah kanan. Ia menduga, luka itu didapatnya saat mencoba menyelamatkan diri dari terjangan material.

Sebagai informasi, lokasi longsor berada di aliran lahar dengan batu-batu besar yang berceceran.

Selain itu, tumpukan pasir dan kerikil membuat jalan cukup terjal dan sulit dilalui meski dengan berjalan kaki.

"Luka di sini (mata kaki) sepertinya tadi nabrak batu nggak kerasa," ungkapnya.

Daftar korban

Longsor di area pertambangan pasir Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, setidaknya membuat lima orang menjadi korban.

Dari kelima korban, satu orang bernama Abdul Latif (32), warga Dusun Besuk Cukit, Desa Pronojiwo, Kecamatan Pronojiwo, berhasil selamat dari runtuhan tanah bercampur batu.

Sedangkan tiga orang lainnya, yakni Kusnadi (40), warga Dusun Tulungagungan; Dwi Suprapto (35), warga Dusun Supit; dan Abdul Rohim, warga Dusun Besuk Cukit. Ketiganya berasal dari Desa Pronojiwo.

Ditambah satu orang korban asal Dusun Karangsuko, Desa Taman Satrian, Kecamatan Tirtoyudo, Kabupaten Malang, Jawa Timur, bernama Junaidi.

Keempat korban yang disebutkan terakhir ditemukan dalam kondisi meninggal dunia di bawah reruntuhan material longsor.

Khusus Junaidi, jenazahnya baru saja ditemukan pada hari ke-10 setelah kejadian, tepatnya Kamis (13/6/2024).

Pencarian korban

Pencarian korban longsor berlangsung cukup lama dan mengerahkan banyak sumber daya manusia dari BPBD, Basarnas, TNI, Polri, hingga relawan.

Bahkan, lima unit alat berat, anjing pelacak, hingga drone diperbantukan untuk mencari tubuh korban yang tertimbun longsor.

Pada hari pertama, tubuh Kusnadi jadi yang pertama ditemukan petugas. Kusnadi tewas tertimbun material longsor setebal 10 meter.

Hari kedua, Jenazah Dwi Suprapto juga ditemukan dalam kondisi meninggal dunia di bawah reruntuhan setebal 8 meter.

Baca juga: Anaknya Jadi Korban Longsor Pronojiwo, Suprapti: Kondisi Apapun Saya Ikhlas, Semoga Segera Ketemu

Hari ketiga, giliran jasad Abdul Rohim yang ditemukan. Letaknya tidak jauh dari lokasi dua korban pertama ditemukan.

Usai penemuan jasad Rohim, petugas sempat kesusahan mencari tubuh korban terakhir bernama Junaidi.

Bahkan, sampai batas 7 hari operasi Sar dilakukan, Junaidi belum juga ditemukan. Pihak keluarga pun meminta perpanjangan waktu sampai Jumat (14/6/2024).

Setelah dua hari pencarian di waktu tambahan, baru jasad Junaidi ditemukan pada Kamis (13/6/2024) pukul 14.55 WIB.

Anggota Basarnas Pos Sar Jember Rudi Prahara mengatakan, kendala utama yang dialami petugas saat mencari korban adalah medan yang berbahaya.

Menurutnya, tebing di dekat lokasi yang menjadi penyebab tertimbunnya empat korban kondisinya sudah menggantung. Sehingga, dikhawatirkan mengalami longsor susulan.

Ditambah, curah hujan di lereng Gunung Semeru cukup tinggi yang membuat kontur tanah di tebing menjadi lembek dan rawan longsor.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov dan Polda Jatim Bentuk Satgas Penanggulangan Judi Online

Pemprov dan Polda Jatim Bentuk Satgas Penanggulangan Judi Online

Surabaya
Balita di Kediri Tewas Dianiaya Orangtua karena Masalah Air Gelas Tumpah

Balita di Kediri Tewas Dianiaya Orangtua karena Masalah Air Gelas Tumpah

Surabaya
Pilkada 2024: Lumajang, Pasuruan dan Pulau Madura Masuk Kategori Sangat Rawan

Pilkada 2024: Lumajang, Pasuruan dan Pulau Madura Masuk Kategori Sangat Rawan

Surabaya
Dua Pria di Tulungagung Tewas Usai Konsumsi Miras Oplosan, Racik Alkohol Medis dengan Minuman Berenergi

Dua Pria di Tulungagung Tewas Usai Konsumsi Miras Oplosan, Racik Alkohol Medis dengan Minuman Berenergi

Surabaya
Pengakuan Korban Pegawai Kejaksaan Gadungan di Probolinggo: Katanya Sudah Bisa Kerja tapi Tak Ada Kantornya

Pengakuan Korban Pegawai Kejaksaan Gadungan di Probolinggo: Katanya Sudah Bisa Kerja tapi Tak Ada Kantornya

Surabaya
Pemilik Pondok Pesantren di Sidoarjo Jadi Tersangka Dugaan Pelecehan Seksual Terhadap Santrinya

Pemilik Pondok Pesantren di Sidoarjo Jadi Tersangka Dugaan Pelecehan Seksual Terhadap Santrinya

Surabaya
Dua Siswa TK Asal Rembang Tewas Tenggelam di Wisata Jatiwangi Park Tuban

Dua Siswa TK Asal Rembang Tewas Tenggelam di Wisata Jatiwangi Park Tuban

Surabaya
Pemain Judi Online di Jawa Timur Terbanyak Keempat, Kapolda: IP Adressnya di Jakarta

Pemain Judi Online di Jawa Timur Terbanyak Keempat, Kapolda: IP Adressnya di Jakarta

Surabaya
Simpan Ganja 1,8 Kg di Kos, Mahasiswi di Malang Mengaku Dititipi Pacar

Simpan Ganja 1,8 Kg di Kos, Mahasiswi di Malang Mengaku Dititipi Pacar

Surabaya
Perahu Nelayan Ditabrak Kapal Penumpang di Perairan Gili Iyang Sumenep, 3 Orang Hilang

Perahu Nelayan Ditabrak Kapal Penumpang di Perairan Gili Iyang Sumenep, 3 Orang Hilang

Surabaya
Kronologi Truk Kontainer Hantam Bus Bagong di Tanjakan Selorejo, Blitar

Kronologi Truk Kontainer Hantam Bus Bagong di Tanjakan Selorejo, Blitar

Surabaya
Bocah yang Pahanya Tertusuk Besi Sudah Jalani Operasi dan Membaik

Bocah yang Pahanya Tertusuk Besi Sudah Jalani Operasi dan Membaik

Surabaya
Gagal Maju Pilkada Kota Malang 2024, Heri-Rizky Salahkan Silon

Gagal Maju Pilkada Kota Malang 2024, Heri-Rizky Salahkan Silon

Surabaya
9 Pengeroyok Siswi MTs hingga Tewas di Situbondo Divonis 7 Tahun Bui

9 Pengeroyok Siswi MTs hingga Tewas di Situbondo Divonis 7 Tahun Bui

Surabaya
Tak Kuat Nanjak, Truk Kontainer Tabrak Mundur Bus Bagong di Blitar

Tak Kuat Nanjak, Truk Kontainer Tabrak Mundur Bus Bagong di Blitar

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com