Mereka tak mempermasalahkan atas minimnya caleg disabilitas pada Pemilu 2024 mendatang. Asal aspirasi dari kaum difabel didengar dan diperhatikan oleh siapapun wakil rakyat yang kelak terpilih.
“Yang penting aspirasi kami diakomodasi,” jelas Ketua Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Kabupaten Nganjuk, Hartono (47).
Menurut Hartono, keinginan dari kalangan penyandang disabilitas di Nganjuk sebenarnya sederhana, ingin agar fasilitas-fasilitas publik dan kantor-kantor pemerintah ramah dengan kaum difabel, inklusi.
“Di sini (Nganjuk) bangunan-bangunan belum ramah, katanya negara inklusi,” kata pria yang kedua kakinya kena polio itu.
Baca juga: Minta Umat Katolik Tak Golput Saat Pemilu 2024, Uskup Agung: Silakan Pilih dengan Cerdas
Ketua National Paralympic Committee of Indonesia (NPCI) Kabupaten Nganjuk, Anik Herawati (51) menuturkan, sebenarnya perhatian dari Pemkab terhadap kaum difabel sudah bagus. Hanya saja fasilitas yang dibangun terkadang belum ramah bagi mereka.
Oleh karenanya, Anik berharap siapapun pemimpin di eksekutif maupun legislatif di Kota Bayu dapat lebih memperhatikan, dan memfasilitasi para kaum difabel.
“Yang penting aspirasi kami terfasilitasi, itu saja. Apa yang menjadi keinginan kita terfasilitasi,” tutur perempuan yang kaki kanannya didiagnosis polio itu.
Baca juga: Pemilu 2024 dan Momentum Penguatan Etika Berbangsa
“Wong kita itu keinginannya paling sederhana, tidak terlalu banyak, (yang penting) diwongkan, diundang, disamakan,” paparnya.
Belum banyak dilirik parpol
Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Nganjuk, Tatit Heru Tjahjono, mengakui bahwa selama ini partainya belum melirik para penyandang disabilitas di Kota Bayu.
Sejauh ini, tutur Tatit, pendidikan politik yang dijalankan DPC PDI Perjuangan Kabupaten Nganjuk baru menyasar kalangan milenial, gen z, para kader, dan orang-orang usia lanjut.
“Ya selama ini (kalangan penyandang disabilitas) belum masuk pembahasan,” ujar Tatit.
Kendati demikian, lanjut Tatit, pihaknya selalu melibatkan kaum difabel dalam momen-momen tertentu. Seperti mengundang mereka pada momen ulang tahun partai.
“Misalnya tahun baru atau mungkin kegiatan-kegiatan yang lain kita undang, kita memberikan bantuan-bantuan sekadarnya,” sebutnya.