Sementara jumlah caleg DPRD Kabupaten Nganjuk ada 562 orang, yang terdiri dari 343 caleg laki-laki dan 219 caleg perempuan.
“Jumlah pemilih (DPT) disabilitas di Nganjuk itu per kecamatan kita data, ketemu 5.890 orang, tersebar di 20 kecamatan,” beber Puji.
Sebanyak 5.890 penyandang disabilitas yang masuk DPT ini terdiri dari berbagai kategori.
Di antaranya disabilitas fisik atau daksa 2.577 pemilih, disabilitas intelektual 334 pemilih, disabilitas mental 1.571 pemilih, disabilitas sensorik wicara 558 pemilih, disabilitas sensorik rungu 224 pemilih, dan disabilitas sensorik netra 626 pemilih.
Baca juga: Ribuan ODGJ di Cimahi dan KBB Bisa Mencoblos pada Pemilu 2024
Pendidikan politik harus sasar kaum difabel
Menurut Ketua Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI) Kabupaten Nganjuk, Purwaningsih (53), tidak adanya keterwakilan disabilitas di DPRD dan minimnya caleg disabilitas membuktikan bahwa pendidikan politik belum menyasar kaum difabel.
Oleh karenanya, Pur, sapaan akrab Purwaningsih, mendorong agar stakeholder terkait memberikan pendidikan politik kepada para penyandang disabilitas, dan memberikan kesempatan bagi mereka untuk tampil.
Baca juga: Luhut Sebut Hanya Jadi Penggembira di Pemilu 2024
“Selama ini kesempatan enggak pernah diberikan. Mungkin kalau diberi kesempatan, diajari, ada edukasi, itu mungkin teman-teman akan lebih cepat,” ujar perempuan yang sejak umur dua tahun kaki kirinya didiagnosa mengalami polio itu.
“Saya kira itu kan yang penting kenal dulu. Karena teman-teman enggak pernah kenal dengan yang namanya politik. Paling mereka datang (diundang) sebagai objek, hanya itu. Tapi untuk diajak berpikir, kemudian diskusi bareng kok belum pernah,” tambahnya.
Pur menyebut sudah semestinya para penyandang disabilitas dilibatkan dalam urusan-urusan publik, termasuk dalam hal politik dengan menggandeng dan mendorong kaum difabel berani menjadi Caleg di Pemilu.
“Kita berusaha harus care lah, paling enggak mereka (parpol) harus menggandeng kita, bukan sebagai objek, tapi sebagai subjek,” papar pengajar di SLB Dharma Wanita Grogol, Kabupaten Kediri ini.
Minta aspirasinya didengar
Meskipun menyadari keterwakilan disabilitas di parlemen penting, namun sebagian kaum difabel lainnya memilih bersikap realistis.