KOMPAS.com - Sebanyak empat puluh jemaah umrah mendatangi Mapolres Jember, Jawa Timur untuk melaporkan agen travel perjalanan umrah pada Jumat (3/11/2023).
Laporan dilakukan karena agen travel telah menelantarkan mereka saat beribadah di Tanah Suci.
Saifun Bahri, salah satu korban bercerita bahwa perjalanan umrah mereka seharusnya 16 hari. Namun para jemaah terlantar hingga 24 hari.
"Akomodasi yang diterima juga tidak sesuai dengan janji. Ketika waktu akan pulang diinformasikan di Madinah diminta persiapan kemas-kemas barang besok bisa pulang, dan ternyata hanya ditransitkan ke penginapan yang lain bukan langsung pulang hanya mutar-mutar saja, ketika ada petugas KBRI diminta untuk rehat sementara," ungkapnya.
Syaiful mengaku berangkat bersama istri dan membayar Rp 72 juta. Namun saat di Arab Saudi, ia dimintai uang tambahan Rp 43 juta untuk biaya penginapan.
"10 paspor untuk jaminan hotel , salah satunya milik saya paspornya. Setelah itu kami diminta harus membayar dulu Rp 43 juta oleh pihak travel. Jadi kami datang datang ke Mapolres Jember membuat laporan untuk berjuang agar uang yang telah dikeluarkan," kata dia.
Dalam rundown, pemberangkatan umrah dimulai 7 Oktober 2024 . Sesuai Jadwal, kata Saiful, para jemaah itu harus tiba di Indonesia pada 24 Oktober 2023
"Namun kami baru bisa pulang pada 29 Oktober 20023, dengan biaya mandiri. Kami merasa kasian dan prihatin pada jemaah yang lain, kalau tidak dapat kiriman, pasti tidak bisa pulang," kata pria asal Kecamatan Sumberbaru Jember itu.
Baca juga: Tragis, Maling Elpiji di Jember Meninggal Usai Diamuk Massa, Jasad Sempat Ditolak Warga
Sementara itu jemaaah perempuan yang tak mau disebutkan namanya mengatakan dalam kontrak perjalanan, rombongan akan diberangkatkan dari Bandara Juanda, Sidoarjo.
Namun mereka dibawa menggunakan bus ke Jakarta.
"Dari Jember kami dibawa naik kendaraan berhenti di rest area tol Sidoarjo. Disitu bukan lanjut ke bandara Juanda-Surabaya, tapi malam ganti bus ke Jakarta lewat darat menuju Bandara Soekarno-Hatta," ungkap dia.
Saat di Jakarta, kata dia, sebanyak 101 jamaah menunggu pesawat selama berjam-jam. Kemudian, pihak agensi baru menaikkan rombongan ke pesawat Indigo menuju di Mumbai-India.
"Di sana (Mumbai) para jamaah kembali menunggu berjam-jam. Sempat ada beberapa visa jamaah yang ditahan petugas bandara, karena ramai mengeluh tiadanya konsumsi. Untungnya, visa dikembalikan lagi oleh petugas bandara Mumbai. Sehingga, kami bisa melanjutkan penerbangan," tuturnya.
Baca juga: Polres Jember Bongkar Ladang Ganja Milik Warga, Sita 12 Batang Tanaman
Selama perjalanan lewat jalur udara dari Mumbai ke Arab Saudi. Menurutnya, para jamaah harus menahan haus dan lapar, karena sama sekali tidak disediakan makanan atau minuman.
"Kami sampai minta minuman yang itu sebenarnya jatah pramugari. Kami minta ke pramugari diberi minuman, mungkin kasihan ke jamaah," ujar dia.