Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Jemaah Asal Jember yang Ditelantarkan 8 Hari Saat Umrah, Dimintai Uang Tambahan, Pulang dengan Biaya Mandiri

Kompas.com - 12/11/2023, 06:56 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Sebanyak empat puluh jemaah umrah mendatangi Mapolres Jember, Jawa Timur untuk melaporkan agen travel perjalanan umrah pada Jumat (3/11/2023).

Laporan dilakukan karena agen travel telah menelantarkan mereka saat beribadah di Tanah Suci.

Saifun Bahri, salah satu korban bercerita bahwa perjalanan umrah mereka seharusnya 16 hari. Namun para jemaah terlantar hingga 24 hari.

"Akomodasi yang diterima juga tidak sesuai dengan janji. Ketika waktu akan pulang diinformasikan di Madinah diminta persiapan kemas-kemas barang besok bisa pulang, dan ternyata hanya ditransitkan ke penginapan yang lain bukan langsung pulang hanya mutar-mutar saja, ketika ada petugas KBRI diminta untuk rehat sementara," ungkapnya.

Baca juga: Diduga Telantarkan Jemaah, 8 Agen Travel Umrah di Jember Diperiksa, Ada Temuan Penipuan Tiket Pesawat

Syaiful mengaku berangkat bersama istri dan membayar Rp 72 juta. Namun saat di Arab Saudi, ia dimintai uang tambahan Rp 43 juta untuk biaya penginapan.

"10 paspor untuk jaminan hotel , salah satunya milik saya paspornya. Setelah itu kami diminta harus membayar dulu Rp 43 juta oleh pihak travel. Jadi kami datang datang ke Mapolres Jember membuat laporan untuk berjuang agar uang yang telah dikeluarkan," kata dia.

Dalam rundown, pemberangkatan umrah dimulai 7 Oktober 2024 . Sesuai Jadwal, kata Saiful, para jemaah itu harus tiba di Indonesia pada 24 Oktober 2023

"Namun kami baru bisa pulang pada 29 Oktober 20023, dengan biaya mandiri. Kami merasa kasian dan prihatin pada jemaah yang lain, kalau tidak dapat kiriman, pasti tidak bisa pulang," kata pria asal Kecamatan Sumberbaru Jember itu.

Baca juga: Tragis, Maling Elpiji di Jember Meninggal Usai Diamuk Massa, Jasad Sempat Ditolak Warga

Sementara itu jemaaah perempuan yang tak mau disebutkan namanya mengatakan dalam kontrak perjalanan, rombongan akan diberangkatkan dari Bandara Juanda, Sidoarjo.

Namun mereka dibawa menggunakan bus ke Jakarta.

"Dari Jember kami dibawa naik kendaraan berhenti di rest area tol Sidoarjo. Disitu bukan lanjut ke bandara Juanda-Surabaya, tapi malam ganti bus ke Jakarta lewat darat menuju Bandara Soekarno-Hatta," ungkap dia.

Saat di Jakarta, kata dia, sebanyak 101 jamaah menunggu pesawat selama berjam-jam. Kemudian, pihak agensi baru menaikkan rombongan ke pesawat Indigo menuju di Mumbai-India.

"Di sana (Mumbai) para jamaah kembali menunggu berjam-jam. Sempat ada beberapa visa jamaah yang ditahan petugas bandara, karena ramai mengeluh tiadanya konsumsi. Untungnya, visa dikembalikan lagi oleh petugas bandara Mumbai. Sehingga, kami bisa melanjutkan penerbangan," tuturnya.

Baca juga: Polres Jember Bongkar Ladang Ganja Milik Warga, Sita 12 Batang Tanaman

Selama perjalanan lewat jalur udara dari Mumbai ke Arab Saudi. Menurutnya, para jamaah harus menahan haus dan lapar, karena sama sekali tidak disediakan makanan atau minuman.

"Kami sampai minta minuman yang itu sebenarnya jatah pramugari. Kami minta ke pramugari diberi minuman, mungkin kasihan ke jamaah," ujar dia.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jual Sabu di Rumah, Suami Istri di Buleleng Digerebek Polisi

Jual Sabu di Rumah, Suami Istri di Buleleng Digerebek Polisi

Surabaya
Sarang Gangster di Sidoarjo Digerebek, Tujuh Pemuda Jadi Tersangka Kepemilikan Senjata Tajam

Sarang Gangster di Sidoarjo Digerebek, Tujuh Pemuda Jadi Tersangka Kepemilikan Senjata Tajam

Surabaya
Harga Bawang Merah di Malang Tembus Rp 35.000, Pemkot Jajaki Kerja Sama dengan Probolinggo

Harga Bawang Merah di Malang Tembus Rp 35.000, Pemkot Jajaki Kerja Sama dengan Probolinggo

Surabaya
Libur Panjang Waisak, Daop 9 Jember Tambah Rangkaian Kereta Eksekutif

Libur Panjang Waisak, Daop 9 Jember Tambah Rangkaian Kereta Eksekutif

Surabaya
4 Siswi SD di Sumenep Diduga Dicabuli Guru, Orangtua Lapor Polisi

4 Siswi SD di Sumenep Diduga Dicabuli Guru, Orangtua Lapor Polisi

Surabaya
Kesulitan Jalani Profesi dan Pendidikan, Dua Tunarungu Senang Dapat Alat Bantu Dengar dari Polisi

Kesulitan Jalani Profesi dan Pendidikan, Dua Tunarungu Senang Dapat Alat Bantu Dengar dari Polisi

Surabaya
Embarkasi Surabaya Temukan 3 'Rice Cooker', Jemaah Haji Beralasan Mau Masak Sendiri

Embarkasi Surabaya Temukan 3 "Rice Cooker", Jemaah Haji Beralasan Mau Masak Sendiri

Surabaya
Calon Jemaah Haji Asal Jember Ketahuan Bawa 'Rice Cooker' dan Rokok Berlebih

Calon Jemaah Haji Asal Jember Ketahuan Bawa "Rice Cooker" dan Rokok Berlebih

Surabaya
Terlambat Ditangani, 4 Pasien DBD di Magetan Meninggal Dunia

Terlambat Ditangani, 4 Pasien DBD di Magetan Meninggal Dunia

Surabaya
Bupati Kediri Bantu Adit Bocah Putus Sekolah karena Merawat Orangtua Stroke

Bupati Kediri Bantu Adit Bocah Putus Sekolah karena Merawat Orangtua Stroke

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Surabaya
Gempa Malang Terasa sampai Banyuwangi, Warga Tak Tidur karena Takut Gempa Susulan

Gempa Malang Terasa sampai Banyuwangi, Warga Tak Tidur karena Takut Gempa Susulan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Surabaya
Polisi Madiun Sebut Bentrok Antar-pemuda Terjadi di 3 Lokasi

Polisi Madiun Sebut Bentrok Antar-pemuda Terjadi di 3 Lokasi

Surabaya
2 Anggota DPRD Madiun Mangkir Pemeriksaan dalam Kasus Dugaan Korupsi Dana Aspirasi Rp 1,5 M

2 Anggota DPRD Madiun Mangkir Pemeriksaan dalam Kasus Dugaan Korupsi Dana Aspirasi Rp 1,5 M

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com