JOMBANG, KOMPAS.com - Sebanyak dua dari delapan korban kecelakaan maut antara Daihatsu Luxio dan KA Dhoho di pelintasan kereta api tak berpalang pintu, di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, masih menjalani perawatan di RSUD Jombang.
Keduanya adalah Arimbi (11), warga Desa Bakung Temenggungan, Kecamatan Balongbendo, Sidoarjo, serta Fikri Hidayatulah (22), warga Dusun Bangi, Desa Woromarto, Kecamatan Purwoasri, Kabupaten Kediri.
Arimbi dan Fikri merupakan penumpang mobil Luxio yang tertabrak KA Dhoho di pelintasan kereta tak berpalang pintu di jalan Dusun Gondekan, Desa Jabon, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Sabtu (29/7/2023) malam.
Baca juga: Tabrakan Maut Luxio Vs KA Dhoho di Jombang Tewaskan 6 Orang dalam 1 Keluarga
Selain menyebabkan Arimbi dan Fikri dirawat, kecelakaan itu menyebabkan enam orang meninggal dunia. Semua korban meninggal telah dimakamkan, 5 korban dimakamkan di Sidoarjo, kemudian 1 korban lainnya dimakamkan di Nganjuk.
Sujari (51), ayah Fikri mengungkapkan, para penumpang yang mengalami kecelakaan merupakan rombongan satu keluarga, terdiri dari kakaknya, anak dan menantu dari kakaknya, cucu, serta keponakan.
Salah satu korban dari kecelakaan tersebut adalah Fikri, anak kandungnya yang selama ini bekerja dan tinggal di Balongbendo, Kabupaten Sidoarjo.
Rombongan dari Sidoarjo tersebut berencana menemui ibunya yang tinggal di Dusun Bangi, Desa Woromarto, Kecamatan Purwoasri, Kabupaten Kediri.
“Iya, satu keluarga. Di dalam mobil itu ada delapan orang, ada kakak saya, anak kakak saya, menantunya, cucunya, terus suaminya dari anaknya kakak saya tadi,” ungkap Sujari, saat ditemui di RSUD Jombang, Senin (31/7/2023).
Saat ditemui di RSUD Jombang, Sujari mengungkapkan kondisi terakhir Arimbi, cucu dari kakaknya serta kondisi Fikri, anaknya. Keduanya dirawat di ruangan yang sama dan saling berdekatan.
Baca juga: Luxio Vs KA Dhoho di Pelintasan Tak Berpalang, Pemkab Jombang Prioritaskan Pasang Palang Pintu
Kondisi Fikri, ujar dia, semakin membaik meski belum sadar sepenuhnya. Sedangkan kondisi Arimbi, sudah sadar dan bisa diajak untuk berkomunikasi.
“Putra saya belum bisa, belum bisa diajak bicara, ya cuma bicara tidak terkontrol. Arimbi, anaknya sudah sadar, Alhamdulillah,” kata Sujari.
Terkait kejadian yang dialami keluarganya, Sujari meminta agar pemerintah meningkatkan keamanan pengguna jalan saat menyeberangi pelintasan kereta api.
Dia berharap, kejadian yang menimpa keluarganya menjadi peristiwa terakhir dan tidak terjadi lagi di masa depan.
“Saya sebagai keluarga korban, tolong itu diperhatikan. Jangan sampai di belakang-belakang nanti ada korban lagi. Cukup dan Insya Allah keluarga saya ini menjadi yang terakhir,” ujar Sujari.
Baca juga: 2 Korban Luka Kecelakaan Luxio Vs KA Dhoho di Jombang Mulai Membaik
“Saya ikhlas, semoga keluarga diterima di sisi Allah SWT dan anak saya diberikan kesembuhan,” lanjut dia.
Sebagaimana diberitakan, Mobil Daihatsu Luxio berpenumpang delapan orang, tertabrak kereta api di perlintasan kereta tak berpalang pintu di jalan Dusun Gondekan, Desa Jabon, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Sabtu (29/7/2023) malam.
Peristiwa itu menyebabkan 6 orang meninggal di lokasi kejadian, serta 2 orang mengalami luka berat dan harus menjalani perawatan intensif di RSUD Jombang.
Sebelumnya, Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Jombang Budi Winarno mengungkapkan, hingga saat ini terdapat lima pelintasan kereta api di wilayah Kabupaten Jombang yang tak berpalang pintu.
Pelintasan tersebut berada di Dusun Johoclumprit, Kecamatan Sumobito, Desa Ngumpul Kecamatan Jogoroto, serta di Desa Jabon, Kecamatan Jombang. Kemudian, ada pelintasan tak berpalang di Desa Brambang, Kecamatan Diwek, serta pelintasan tak memiliki palang pintu di Desa Gondangmanis, Kecamatan Bandar Kedungmulyo.
Dijelaskan Budi, pihaknya telah berkoordinasi dengan PT KAI untuk meningkatkan keamanan dan keselamatan pengguna jalan mengingat perlintasan-perlintasan tersebut cukup ramai dilalui kendaraan.
Baca juga: Luxio Vs KA Dhoho di Pelintasan Tak Berpalang, Pemkab Jombang Prioritaskan Pasang Palang Pintu
Untuk mengurangi risiko kecelakaan sebagaimana terjadi pada Sabtu malam, antara mobil Luxio dengan KA Dhoho, Pemkab Jombang akan memprioritaskan untuk memasang palang pintu di lokasi yang rawan kecelakaan.
Salah satu perlintasan tak berpalang pintu yang menjadi prioritas untuk dipasangi palang pintu, yakni perlintasan yang berada di Dusun Gondekan, Desa Jambu, Kecamatan Jombang.
"Kami meminta pertimbangan PT KAI terkait perlintasan tak berpalang pintu ini, apakah ditutup atau dikurangi risikonya. Sebagai prioritas, kami akan memasang palang pintu di lokasi yang baru terjadi kecelakaan ini,” ujar Budi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.