BLITAR, KOMPAS.com– Jumlah siswa di sekolah madrasah di Kabupaten Blitar, Jawa Timur, terus meningkat. Sementara, jumlah gedung madrasah masih terbatas. Hal ini memicu warga untuk menghibahkan tanahnya untuk pembangunan madrasah.
Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Blitar, Taufiq mengatakan, tingginya animo masyarakat untuk menyekolahkan anaknya di madrasah membuat banyak calon siswa tidak tertampung di madrasah yang ada.
“Kondisi ini rupanya telah membangkitkan banyak warga Blitar untuk menghibahkan tanah mereka ke madrasah-madrasah yang ada di bawah Kemenag Kabupaten Blitar,” ujar Taufiq kepada wartawan, Jumat (19/5/2023).
Baca juga: 669 Bacaleg dari 17 Parpol Telah Mendaftar ke KPU Kabupaten Blitar
Taufiq mengatakan, dalam 3 tahun terakhir, sebanyak 26 warga Blitar telah menghibahkan 39 bidang tanah untuk penambahan ruang belajar di madrasah-madrasah di sudah ada Kabupaten Blitar.
Total, luas keseluruhan petak tanah hibah tersebut mencapai hampir 5 hektar atau 45.669 meter persegi.
“Kalau kita perhitungkan berdasarkan NJOP (nilai jual obyek pajak), maka nilai tanah hibah dari masyarakat tersebut sekitar Rp 20 miliar. Nilai yang sangat besar,” ujar Taufiq.
Baca juga: Pabrik Penggilingan Kapuk di Blitar Terbakar, Ludes dalam 30 Menit
Taufiq mengakui, tidak semua bidang tanah tersebut digunakan untuk membangun gedung sekolah madrasah. Ada dua bidang yang digunakan untuk pembangunan kantor urusan agama (KAU).
Pembangunan gedung sekolah di sebagian dari tanah hibah tersebut, kata Taufiq, mulai berlangsung. Salah satunya adalah gedung baru untuk Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 10 di Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar, dengan pembiayaan bersumber dari Surat Berharga Syariah Negara (SBSN).
Peletakan batu pertama gedung baru MIN 10 berlangsung pada Rabu (17/5/2023) dan dihadiri Kakanwil Kemenag Jawa Timur, Khusnul Marom.