Salin Artikel

Dalam 3 Tahun Terakhir, 26 Warga di Blitar Hibahkan Tanah untuk Pembangunan Madrasah

BLITAR, KOMPAS.com– Jumlah siswa di sekolah madrasah di Kabupaten Blitar, Jawa Timur, terus meningkat. Sementara, jumlah gedung madrasah masih terbatas. Hal ini memicu warga untuk menghibahkan tanahnya untuk pembangunan madrasah.

Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Blitar, Taufiq mengatakan, tingginya animo masyarakat untuk menyekolahkan anaknya di madrasah membuat banyak calon siswa tidak tertampung di madrasah yang ada.

“Kondisi ini rupanya telah membangkitkan banyak warga Blitar untuk menghibahkan tanah mereka ke madrasah-madrasah yang ada di bawah Kemenag Kabupaten Blitar,” ujar Taufiq kepada wartawan, Jumat (19/5/2023).

Taufiq mengatakan, dalam 3 tahun terakhir, sebanyak 26 warga Blitar telah menghibahkan 39 bidang tanah untuk penambahan ruang belajar di madrasah-madrasah di sudah ada Kabupaten Blitar.

Total, luas keseluruhan petak tanah hibah tersebut mencapai hampir 5 hektar atau 45.669 meter persegi.

“Kalau kita perhitungkan berdasarkan NJOP (nilai jual obyek pajak), maka nilai tanah hibah dari masyarakat tersebut sekitar Rp 20 miliar. Nilai yang sangat besar,” ujar Taufiq.

Taufiq mengakui, tidak semua bidang tanah tersebut digunakan untuk membangun gedung sekolah madrasah. Ada dua bidang yang digunakan untuk pembangunan kantor urusan agama (KAU).

Pembangunan gedung sekolah di sebagian dari tanah hibah tersebut, kata Taufiq, mulai berlangsung. Salah satunya adalah gedung baru untuk Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 10 di Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar, dengan pembiayaan bersumber dari Surat Berharga Syariah Negara (SBSN).

Peletakan batu pertama gedung baru MIN 10 berlangsung pada Rabu (17/5/2023) dan dihadiri Kakanwil Kemenag Jawa Timur, Khusnul Marom.

Jumlah tersebut meliputi berbagai jenjang pendidikan, mulai madrasah ibtidaiyah (MI), madrasah tsanawiyah (MTs), dan madrasah aliyah (MA).

Kata Bahruddin, jumlah siswa di sekolah-sekolah madrasah terus meningkat. Pada tahun ajaran 2020-2021, terdapat 68.159 siswa dan meningkat menjadi 70.670 siswa pada tahun ajaran 2022-2023.

Menurutnya, dalam kurun 5 tahun terakhir terjadi pertumbuhan jumlah siswa madrasah di Kabupaten Blitar sebesar 3,6 persen per tahun.

Pertumbuhan jumlah siswa madrasah negeri yang berjumlah 28 sekolah di Kabupaten Blitar, jauh lebih tinggi lagi, yakni sebesar 7,6 persen per tahun.

“Jumlah calon siswa yang mendaftar ke madrasah selalu melampaui kapasitas sarana belajar. Masyarakat berusaha membantu penyediaan lahan dengan menghibahkan tanah,” ujarnya.

Fenomena hibah tanah oleh warga ke madrasah, kata Bahruddin, merupakan tindakan yang luar biasa karena pada dasarnya mereka memberikan hibah kepada negara melalui Kemenag.

“Warga pemberi hibah meyakini kerelaan menghibahkan petak tanah mereka menjadi amal jariah yang pahalanya terus mengalir,” pungkasnya.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/05/19/112354378/dalam-3-tahun-terakhir-26-warga-di-blitar-hibahkan-tanah-untuk-pembangunan

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com