Aan baru ditemukan setelah menguhubungi keluarganya. Dewi pun mengaku tidak mengenali anaknya itu saat pertama kali ditemukan. Karena wajahnya lebam sekaligus membiru.
"Mungkin sebelumnya kami mencari-cari tidak ketemu itu, karena tidak mengenali Aan, dengan kondisi wajahnya itu," simpulnya.
Selama kurang lebih satu pekan pertama, Aan dirawat di rumah. Aan tidak bisa makan dan lidahnya pun mati rasa.
"Selama seminggu itu anak saya hanya makan lontong, dengan garam yang sangat banyak. Karena menurutnya ia sama sekali tidak merasakan makanan, kecuali dengan rasa asin yang berlebihan," ujarnya.
Dengan kondisi Aan yang semakin pulih, Dewi mengaku sangat bersyukur. Baginya, keselamatan anaknya dalam tragedi maut itu merupakan keberuntungan baginya.
"Beruntung anak saya masih selamat," pungkasnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang