KOMPAS.com - Wisata sejarah memang masih menjadi daya tarik bagi masyarakat, salah satunya ada di kota Blitar.
Seperti diketahui makam Proklamator dan Presiden RI pertama yaitu Ir. Soekarno berada di kota tersebut.
Baca juga: Jumlah Peziarah di Makam Bung Karno Melonjak di Bulan Juni, Capai 2.000 Orang Per Hari
Meski wafat di Jakarta, namun pusara Ir. Soekarno atau Makam Bung Karno (MBK) berada di Blitar.
Baca juga: Kebijakan Pembukaan City Walk Area Makam Bung Karno bagi Sepeda Motor Tuai Pro dan Kontra
Kini Makam Bung Karno (MBK) menjadi ikon kota Blitar yang hingga kini selalu ramai dikunjungi peziarah.
Baca juga: Ziarah ke Makam Bung Karno, Gubernur Lemhannas Ungkap Pidato Pendirian 57 Tahun Silam
Ir. Soekarno wafat di Jakarta, tepatnya Wisma Yaso (Museum Satria Mandala) pada tanggal 21 Juni 1970.
Jasadnya dimakamkan di Blitar, tepatnya di pemakaman umum di Kelurahan Bendogerit, pada 22 Juni 1970.
Makam Bung Karno (MBK) berlokasi di Jl. Ir. Soekarno No.152, Bendogerit, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar, Jawa Timur.
Letaknya berdekatan dengan makam ibundanya, Ida Ayu Nyoman Rai.
Di kawasan makam tersebut kemudian didirikan Museum dan Perpustakaan Bung Karno, serta Gong Perdamaian Dunia.
Dikutip dari laman Intisari Online, Ir. Soekarno disebut tidak dimakamkan di Kebun Raya Bogor seperti wasiatnya.
Hal ini karena keluarnya Keppres No 44 Tahun 1970 tentang pemakaman Presiden Soekarno dengan pilihan lokasi di Kota Blitar oleh Presiden Soeharto.
Keputusan memang terkait dengan fakta bahwa kedua orang tua Soekarno juga dimakamkan di kota tersebut.
Sejarawan LIPI Asvi Warman Adam menyebut keputusan itu lebih didorong oleh naluri politik Soeharto.
Pemilihan lokas makam Bung Karno di Kota Blitar bertujuan untuk menjauhkan sosok kharismatik itu dari Ibu Kota.
Dalam Bung Karno Dibunuh Tiga Kali (2010) karangannya, Asvi juga menyebut bahwa bagi Soeharto penentuan lokasi makam adalah masalah politik yang cukup pelik.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.