Salin Artikel

Makam Bung Karno, Lokasi dan Sejarahnya

KOMPAS.com - Wisata sejarah memang masih menjadi daya tarik bagi masyarakat, salah satunya ada di kota Blitar.

Seperti diketahui makam Proklamator dan Presiden RI pertama yaitu Ir. Soekarno berada di kota tersebut.

Meski wafat di Jakarta, namun pusara Ir. Soekarno atau Makam Bung Karno (MBK) berada di Blitar.

Kini Makam Bung Karno (MBK) menjadi ikon kota Blitar yang hingga kini selalu ramai dikunjungi peziarah.

Lokasi Makam Bung Karno

Ir. Soekarno wafat di Jakarta, tepatnya Wisma Yaso (Museum Satria Mandala) pada tanggal 21 Juni 1970.

Jasadnya dimakamkan di Blitar, tepatnya di pemakaman umum di Kelurahan Bendogerit, pada 22 Juni 1970.

Makam Bung Karno (MBK) berlokasi di Jl. Ir. Soekarno No.152, Bendogerit, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar, Jawa Timur.

Letaknya berdekatan dengan makam ibundanya, Ida Ayu Nyoman Rai.

Di kawasan makam tersebut kemudian didirikan Museum dan Perpustakaan Bung Karno, serta Gong Perdamaian Dunia.

Sejarah Makam Bung Karno

Dikutip dari laman Intisari Online, Ir. Soekarno disebut tidak dimakamkan di Kebun Raya Bogor seperti wasiatnya.

Hal ini karena keluarnya Keppres No 44 Tahun 1970 tentang pemakaman Presiden Soekarno dengan pilihan lokasi di Kota Blitar oleh Presiden Soeharto.

Keputusan memang terkait dengan fakta bahwa kedua orang tua Soekarno juga dimakamkan di kota tersebut.

Sejarawan LIPI Asvi Warman Adam menyebut keputusan itu lebih didorong oleh naluri politik Soeharto.

Pemilihan lokas makam Bung Karno di Kota Blitar bertujuan untuk menjauhkan sosok kharismatik itu dari Ibu Kota.

Dalam Bung Karno Dibunuh Tiga Kali (2010) karangannya, Asvi juga menyebut bahwa bagi Soeharto penentuan lokasi makam adalah masalah politik yang cukup pelik.

Jadi, pemakaman tidak ditentukan oleh keluarga, tetapi melalui petimbangan elite politik.

Selain itu terdapat kesan bahwa hal ini dilakukan untuk membangun citra kedekatan antara Sang Proklamator Kemerdekaan dengan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang pernah menang pada Pemilu Daerah tahun 1957 di Blitar.

Di daerah terpencil ini, perlawanan PKI setelah Gerakan 30 September (G30S) 1965 juga pernah terjadi dengan basis di wilayah Blitar bagian selatan.

Diluar isu adanya unsur politik tersebut, makam Bung Karno justru dekat dengan makam pendiri Kerajaan Majapahit, Dyah Wijaya atau Raden Wijaya.

Raden Wijaya yang bergelar Kertarajasa Jayawardhana adalah pendiri sekaligus raja pertama Kerajaan Majapahit yang berkuasa antara 1293-1309 M.

Abu dari Raden Wijaya disemayamkan di sebuah candi yang terletak di Desa Sumberjati, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar.

Baik Bung Karno dan Dyah Wijaya sama-sama sosok yang dikenal rakyat sebagai pendiri negara di Nusantara.

Sumber:
intisari.grid.id
wartakota.tribunnews.com
manado.tribunnews.com

https://surabaya.kompas.com/read/2022/08/01/155514578/makam-bung-karno-lokasi-dan-sejarahnya

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com