Jadi, pemakaman tidak ditentukan oleh keluarga, tetapi melalui petimbangan elite politik.
Selain itu terdapat kesan bahwa hal ini dilakukan untuk membangun citra kedekatan antara Sang Proklamator Kemerdekaan dengan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang pernah menang pada Pemilu Daerah tahun 1957 di Blitar.
Di daerah terpencil ini, perlawanan PKI setelah Gerakan 30 September (G30S) 1965 juga pernah terjadi dengan basis di wilayah Blitar bagian selatan.
Diluar isu adanya unsur politik tersebut, makam Bung Karno justru dekat dengan makam pendiri Kerajaan Majapahit, Dyah Wijaya atau Raden Wijaya.
Raden Wijaya yang bergelar Kertarajasa Jayawardhana adalah pendiri sekaligus raja pertama Kerajaan Majapahit yang berkuasa antara 1293-1309 M.
Abu dari Raden Wijaya disemayamkan di sebuah candi yang terletak di Desa Sumberjati, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar.
Baik Bung Karno dan Dyah Wijaya sama-sama sosok yang dikenal rakyat sebagai pendiri negara di Nusantara.
Sumber:
intisari.grid.id
wartakota.tribunnews.com
manado.tribunnews.com