SURABAYA, KOMPAS.com - Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Surabaya Rini Indriyani mengunjungi rumah Laila Fitriyah, balita stunting dan kelainan kelamin, di Jalan Tanjungsari Bhakti Jaya Nomor 57, Kelurahan Tanjungsari, Surabaya, Jumat (4/2/2022).
Bersama jajaran Dinas Kesehatan (Dinkes), Dinas Sosial (Dinsos), lurah serta camat, Rini memberikan bingkisan untuk balita berusia 23 bulan ini.
Ketua TP PKK Rini memberikan semangat untuk orang tua Laila, Yuliani. Tak lupa, Rini memberikan bingkisan sembako untuk keluarga kecil wanita 34 tahun ini.
Agar gizi anak balitanya tercukupi, Rini juga memberikan asupan gizi berupa susu, cemilan balita, dan beras khusus balita stunting.
"Bukan hanya bantuan berupa sembako. Juga ada bantuan permakanan setiap hari tiga kali, harapannya dengan permakanan ini gizinya bisa tercukupi," kata Rini di lokasi, Jumat.
Setelah berbincang cukup lama dengan Yuliani, Rini mengungkapkan, penyebab stunting pada Laila adalah adanya gangguan pencernaan sehingga tidak dapat menerima makanan.
Oleh karena itu, Rini meminta Dinkes Surabaya dan Puskesmas Tanjungsari untuk melakukan pemeriksaan pencernaan terhadap balita Lailla.
"Insya Allah, setelah diperiksa dan pencernaanya mulai bagus, nanti gizinya akan tercukupi dan pulih kembali. Sehingga, bisa menjadi energi buat anak ini. Saya harap tidak ada lagi adik Laila lainnya di Surabaya," ujar Rini.
Rini menambahkan, setelah dinyatakan pulih, Laila akan mendapatkan perawatan secara intensif. Salah satunya terapi dan rutin meminum obat hormon untuk memperbaiki kondisi hormonal pada tubuh Laila.
"Dengan kondisi seperti ini, dia harus rutin minum obat agar hormonnya tidak berubah. Tetapi memang ada biaya yang harus dikeluarkan. Alhamdulillah, kita dapat bantuan obat hormon dari Kementerian Sosial (Kemensos), nanti akan diminum secara rutin oleh adik Laila," sambung Rini.
Istri Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi itu berharap kepada seluruh masyarakat Kota Surabaya, untuk turut membantu Laila.
Bukan hanya kepada Laila, tetapi juga bayi atau balita lainnya yang mengalami stunting atau kesusahan dalam hal kesehatan.
"Ayo kita bantu, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya sudah membantu semaksimal mungkin. Mohon doanya, agar adik Laila ini segera bisa tercukupi gizinya terlebih dulu. Setelah itu, bisa segera diatasi kesehatannya. Matur nuwun (terima kasih)," tutur dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Kadinskes) Surabaya Nanik Sukristina mengatakan, penanganan kelainan hormonal pada Laila harus dilakukan secara bertahap. Dimulai dari perbaikan gizi terlebih dahulu, kemudian terapi, agar hormon Laila tidak berubah.
Nanik mengaku, pihaknya telah memantau kondisi kesehatan Laila melalui Puskesmas Tanjungsari. Setiap hari, petugas puskesmas akan memantau perkembangan balita tersebut.
"Kita konsultasikan terlebih dahulu, kita periksa secara intensif dan kami juga berkoordinasi dengan rumah sakit (RS). Yang paling penting kita perbaiki dulu gizinya," kata Nanik.