Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Geliat Pedagang Pasar Atom dan Mimpi Hoki di Tahun Ular Kayu

Kompas.com, 22 Januari 2025, 07:08 WIB
Adhitiya Prasta Pratama,
Andi Hartik

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Wajah Sudjani berseri-seri, Selasa(21/1/2025). Di antara gemerlap lampion merah dan kilau ornamen ular kayu yang memenuhi lapaknya di Pasar Atom Surabaya, ia tak henti mengucap syukur.

Baginya, pembatalan kenaikan pajak 12 persen adalah "angpao" terindah dari pemerintah menjelang Imlek 2576 ini. Sebab, kenaikan pajak sebesar itu, dianggap akan merugikan banyak pedagang dan pelanggan.

Sehingga, penjual pernak-pernik Imlek ini mengungkapkan kegembiraannya yang amat besar itu.

"Sebagai pedagang, ya banyak kemajuan karena kenaikan pajak yang 12 persen itu dibatalkan. Otomatis harga juga bisa ditekan lebih murah," ujarnya sambil menata deretan lampion yang baru saja ia keluarkan dari kardus.

Baca juga: Sambut Imlek 2025, Pemkot Semarang Hiasi Kota dengan Ratusan Lampion 

Di pasar yang dijuluki "surga pernak-pernik Imlek terbesar se-Asia Tenggara" ini, cerita Sudjani adalah potret sebuah harapan. Harapan yang tumbuh dari kebijakan sederhana, namun dampaknya mengalir hingga ke sudut-sudut terjauh Nusantara.

Ketika memasuki Pasar Atom, nuansa Imlek sudah begitu kental. Pernak-pernik dan ornamen ala Tionghoa terpajang sepanjang mata memandang. Mengundang para pembeli dari arah mana pun.

Suasana Pasar Atom Surabaya pada Selasa (21/1/2025)KOMPAS.com/Adhitiya Prasta Pratama Suasana Pasar Atom Surabaya pada Selasa (21/1/2025)

Pembeli yang datang pun berasal dari berbagai penjuru. Ada yang dari Samarinda hingga pelosok Kalimantan. Harga yang lebih terjangkau membuat mereka bisa membawa pulang lebih banyak berkah untuk keluarga di kampung halaman.

"Antusiasme masyarakat luar biasa. Barang-barangnya terjangkau karena murah, dan banyak update barang baru," tambah Sudjani.

Baca juga: Doa Umat Khonghucu untuk Lampung Jelang Imlek, Hujan Bawa Kemakmuran, Bukan Bencana

Di tengah koridor pasar yang semakin sesak oleh pengunjung, tampak jelas bahwa 60 persen hiasan dan ornamen yang dijual di pasar itu adalah kiriman langsung dari China.

Segala ornamen yang identik dengan perayaan Imlek membuat mata siapa pun terpana lantaran coraknya yang khas.

Namun, bukan sekadar barang impor yang membuat tempat ini istimewa. Ada kepercayaan yang mengakar kuat. Yakni dengan memperbarui dekorasi rumah saat Imlek bisa mendatangkan hoki karena didatangi oleh Dewa Rezeki.

Dan, dari situlah alasan mengapa banyak pengunjung yang berbondong-bondong membeli perlengkapan menjelang Imlek. Di waktu-waktu seperti ini, Pasar Atom tidak akan pernah sepi.

"Ramainya akan terus sampai tiga hari menjelang Imlek," prediksi Sudjani.

Matanya seketika berbinar menatap kerumunan pembeli yang berebut memilih hiasan ular kayu, shio tahun ini, yang dipercaya membawa keberuntungan khusus.

Pada akhirnya, di balik kesibukan jual-beli ini, tersimpan kisah tentang bagaimana sebuah kebijakan ekonomi bisa menghangatkan perayaan budaya.

Halaman:


Terkini Lainnya
Wisatawan Lansia Dipungli 'Uang Pengawalan' Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Wisatawan Lansia Dipungli "Uang Pengawalan" Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Surabaya
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
Surabaya
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Surabaya
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Surabaya
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Surabaya
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Surabaya
Pelaku Pungli 'Uang Pengawalan' Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Pelaku Pungli "Uang Pengawalan" Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Surabaya
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Surabaya
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Surabaya
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar 'Uang Pengawalan', Penyandera Ditangkap
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar "Uang Pengawalan", Penyandera Ditangkap
Surabaya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau