Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tim Barongsai Asal Sidoarjo Siap Meriahkan Imlek

Kompas.com, 21 Januari 2025, 06:57 WIB
Izzatun Najibah,
Andi Hartik

Tim Redaksi

SIDOARJO, KOMPAS.com - Dengan kostum berumbai cerah dan penuh makna, tim Barongsai Dharma Bhakti Sidoarjo mulai bersiap latihan, Senin (20/1/2025).

Satu barongsai diisi dua pemain. Mereka melompat dan menunduk menirukan gerakan singa dan naga. Gerakan Sing Li atau memberikan penghormatan menjadi pembuka.

Sementara penabuh dari tiga instrumen drum, simbal dan gong mengiringi gerakan dan manuver dari barongsai tersebut.

Baca juga: Melihat Pembuatan Barongsai di Sidoarjo, Berkualitas dengan Bulu Domba Asli

Barongsai bukan hanya tarian tradisional yang terus dihidupkan masyarakat Tionghoa, tetapi kini juga menjadi salah satu cabang olahraga. Sehingga fisik sangat diutamakan.

“Latihan fisik terutama di kuda-kuda lalu lompat. Kalau lompat untuk pemain kepala. Kekuatan tangan, push up untuk pemain ekor,” kata pelatih tim Barongsai Dharma Bhakti, Julius Setiawan kepada Kompas.com di sela latihan di Perumahan Pondok Jati, Sidoarjo, Jawa Timur, Senin.

Baca juga: Pesanan Pengrajin Barongsai di Semarang Meningkat hingga 200 Persen Jelang Imlek

Ada pemain kepala, ada juga pemain ekor. Kedua posisi ini sama pentingnya karena tugas mereka bukan hanya sekadar menggerakkan tubuh tetapi juga menahan beban dan berekspresi.

“Teknik barongsai yang paling susah ekspresi (pemain kepala). Biar dia kelihatan hidup, dia harus tahu ekspresi kepala itu seperti apa kalau lihat air, mengaca, mengendus itu gimana,” terang Julius.

Tak kalah sulitnya bagi penari. Pemusik harus mengerti setiap lagu yang dimainkan serta menyesuaikan ritme antara musik dan gerakan barongsai.

“Kalau untuk pemain barongsai cepat bisanya. Tapi kalau untuk pemain musik itu harus tahu lagunya dan ritmenya, dan tidak semua pemain bisa,” imbuhnya.

Dari 50 pemain barongsai yang dimiliki Dharma Bhakti Surabaya, hanya 4 pemain yang lihat menabuh drum, simbal dan gong.

Selain itu, seorang yang awam akan jago menari barongsai membutuhkan waktu sekitar satu tahun untuk berlatih sampai memahami teknik dan gerakan barongsai.

“Saya dulu waktu SD gemuk, tetapi ketika SMP badan saya langsung kurus karena main barongsai. Karena barongsai itu sama seperti olahraga, menjaga kebugaran juga,” ucap pria 35 tahun tersebut.

Dalam seminggu, Dharma Bhakti konsisten latihan sebanyak tiga kali. Meski menjelang Imlek, Julius tidak menambah porsi latihan untuk menjaga stamina pemain karena banjirnya orderan tampil.

“Tanggal 28 Januari itu ada 4-5 restoran, kemudian tanggal 29 di Bandara Juanda Sidoarjo kami kan berkeliling di area terminal,” ucapnya.

Tidak hanya saat momen Imlek, tim Barongsai Dharma Bhakti juga kerap tampil di berbagai acara seperti sunatan sampai tempat wisata.

Halaman:


Terkini Lainnya
Wisatawan Lansia Dipungli 'Uang Pengawalan' Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Wisatawan Lansia Dipungli "Uang Pengawalan" Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Surabaya
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
Surabaya
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Surabaya
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Surabaya
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Surabaya
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Surabaya
Pelaku Pungli 'Uang Pengawalan' Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Pelaku Pungli "Uang Pengawalan" Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Surabaya
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Surabaya
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Surabaya
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar 'Uang Pengawalan', Penyandera Ditangkap
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar "Uang Pengawalan", Penyandera Ditangkap
Surabaya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau