Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beda Pendapat Cabup Thoriq dan Indah soal Pariwisata Lumajang

Kompas.com, 15 Oktober 2024, 15:40 WIB
Miftahul Huda,
Andi Hartik

Tim Redaksi

LUMAJANG, KOMPAS.com - Dua calon bupati Lumajang, Jawa Timur, Thoriqul Haq dan Indah Amperawati berbeda pendapat tentang pariwisata yang ada di Lumajang.

Sebagai informasi, Pilkada Lumajang mempertemukan dua tokoh yang pada periode sebelumnya yakni 2018-2023 menjadi pasangan bupati dan wakil bupati Lumajang.

Thoriq yang berasal dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sebagai bupati dan Indah Amperawati dari Partai Gerindra menjadi wakil bupatinya.

Kini, pada Pilkada Lumajang 2024, Thoriq dan Indah sama-sama maju sebagai calon bupati.

Baca juga: Pilkada Lumajang, KPU Serahkan Ratusan Ribu APK dan Bahan Kampanye untuk Paslon

Kata Thoriq

Calon bupati nomor urut 1 Thoriqul Haq mengatakan, kepemimpinan dirinya dengan Indah periode 2018-2023 sudah berhasil meningkatkan kunjungan wisata di Lumajang.

Menurutnya, kemajuan pesat dialami di Kecamatan Pronojiwo dengan destinasi wisata unggulannya yakni Tumpak Sewu. Setidaknya, kata Thoriq, ada 6.300 wisatawan datang ke Tumpak Sewu setiap bulan. Mulai dari wisatawan dalam negeri hingga wisatawan asing.

Baca juga: Pilkada Lumajang: Dana Kampanye Paslon 01 Rp 50 Juta dan Paslon 02 Rp 500.000

Tidak hanya itu, Camping ground di Ranupane dan Ranu Regulo di Kecamatan Senduro juga mampu mendatangkan 4.300 wisatawan ke Lumajang.

"Kecamatan Pronojiwo tumbuh dan berkembang sangat pesat, wisatawan mancanegara hadir dan itu berdampak terhadap ekonomi masyarakat Pronojiwo," kata Thoriq di Lumajang, Selasa (15/10/2024).

Thoriq berpendapat, saat ini pemerintah sudah harus fokus menumbuhkan sektor jasa beriringan dengan kemajuan pariwisata di Lumajang.

Sebab, masalah utama beberapa tahun sebelumnya, banyak wisatawan yang enggan menginap di Lumajang dan lebih memilih Kabupaten Malang untuk tempat istirahat.

Hal ini disebut Thoriq sebagai sebuah kerugian bagi Lumajang, karena uang yang dibawa wisatawan tidak digunakan untuk berbelanja di Lumajang.

"Sektor jasanya harus tumbuh, coutage harus tumbuh, resort harus tumbuh, karena hari ini orang yang datang ke Pronojiwo itu sebagian enggak menginap di Lumajang, menginapnya di Malang, kan rugi tuh kita sebagai daerah yang memiliki destinasi pariwisata. Begitu sektor jasa tumbuh PAD pasti meningkat, masyarakat akan dapat pekerjaan," terang Thoriq.

Kata Indah

Calon bupati nomor urut 2 Indah Amperawati berpendapat, selama ini pemerintah sangat minim kontribusi untuk pariwisata di Lumajang.

Menurutnya, destinasi wisata yang berhasil dan sukses di Lumajang berasal dari masyarakat dan kelompok sadar wisata (Pokdarwis).

"Yang paling penting pemerintah harus hadir menangani dan mengelola pariwisata dengan baik, selama ini kalau pariwisata berhasil itu karena masyarakat dan Pokdarwis, begitu pemerintah turun maka akan semakin baik pariwisata kita. Tidak ada (pariwisata) yang ditangani oleh pemerintah dengan baik," kata Indah.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Surabaya
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Surabaya
Pelaku Pungli 'Uang Pengawalan' Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Pelaku Pungli "Uang Pengawalan" Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Surabaya
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Surabaya
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Surabaya
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar 'Uang Pengawalan', Penyandera Ditangkap
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar "Uang Pengawalan", Penyandera Ditangkap
Surabaya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau