Salin Artikel

Beda Pendapat Cabup Thoriq dan Indah soal Pariwisata Lumajang

LUMAJANG, KOMPAS.com - Dua calon bupati Lumajang, Jawa Timur, Thoriqul Haq dan Indah Amperawati berbeda pendapat tentang pariwisata yang ada di Lumajang.

Sebagai informasi, Pilkada Lumajang mempertemukan dua tokoh yang pada periode sebelumnya yakni 2018-2023 menjadi pasangan bupati dan wakil bupati Lumajang.

Thoriq yang berasal dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sebagai bupati dan Indah Amperawati dari Partai Gerindra menjadi wakil bupatinya.

Kini, pada Pilkada Lumajang 2024, Thoriq dan Indah sama-sama maju sebagai calon bupati.

Kata Thoriq

Calon bupati nomor urut 1 Thoriqul Haq mengatakan, kepemimpinan dirinya dengan Indah periode 2018-2023 sudah berhasil meningkatkan kunjungan wisata di Lumajang.

Menurutnya, kemajuan pesat dialami di Kecamatan Pronojiwo dengan destinasi wisata unggulannya yakni Tumpak Sewu. Setidaknya, kata Thoriq, ada 6.300 wisatawan datang ke Tumpak Sewu setiap bulan. Mulai dari wisatawan dalam negeri hingga wisatawan asing.

Tidak hanya itu, Camping ground di Ranupane dan Ranu Regulo di Kecamatan Senduro juga mampu mendatangkan 4.300 wisatawan ke Lumajang.

"Kecamatan Pronojiwo tumbuh dan berkembang sangat pesat, wisatawan mancanegara hadir dan itu berdampak terhadap ekonomi masyarakat Pronojiwo," kata Thoriq di Lumajang, Selasa (15/10/2024).

Thoriq berpendapat, saat ini pemerintah sudah harus fokus menumbuhkan sektor jasa beriringan dengan kemajuan pariwisata di Lumajang.

Sebab, masalah utama beberapa tahun sebelumnya, banyak wisatawan yang enggan menginap di Lumajang dan lebih memilih Kabupaten Malang untuk tempat istirahat.

Hal ini disebut Thoriq sebagai sebuah kerugian bagi Lumajang, karena uang yang dibawa wisatawan tidak digunakan untuk berbelanja di Lumajang.

"Sektor jasanya harus tumbuh, coutage harus tumbuh, resort harus tumbuh, karena hari ini orang yang datang ke Pronojiwo itu sebagian enggak menginap di Lumajang, menginapnya di Malang, kan rugi tuh kita sebagai daerah yang memiliki destinasi pariwisata. Begitu sektor jasa tumbuh PAD pasti meningkat, masyarakat akan dapat pekerjaan," terang Thoriq.

Kata Indah

Calon bupati nomor urut 2 Indah Amperawati berpendapat, selama ini pemerintah sangat minim kontribusi untuk pariwisata di Lumajang.

Menurutnya, destinasi wisata yang berhasil dan sukses di Lumajang berasal dari masyarakat dan kelompok sadar wisata (Pokdarwis).

"Yang paling penting pemerintah harus hadir menangani dan mengelola pariwisata dengan baik, selama ini kalau pariwisata berhasil itu karena masyarakat dan Pokdarwis, begitu pemerintah turun maka akan semakin baik pariwisata kita. Tidak ada (pariwisata) yang ditangani oleh pemerintah dengan baik," kata Indah.

https://surabaya.kompas.com/read/2024/10/15/154032078/beda-pendapat-cabup-thoriq-dan-indah-soal-pariwisata-lumajang

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com