SURABAYA, KOMPAS.com - Operasi SAR gabungan pencarian 7 nelayan yang tenggelam di perairan Madura ditutup pada hari ketujuh, Selasa (18/6/2024) lalu.
Selama 7 hari pencarian, operasi SAR gabungan masih menemukan 1 korban meninggal dunia.
Muhamad Hariyadi, SAR Mission Coordinator (SMC) dalam operasi SAR tersebut, mengatakan, sesuai ketentuan dalam Pasal 34 ayat 1 UU No 29 Tahun 2014 tentang Pencarian dan Pertolongan bahwa jangka waktu operasi SAR paling lama 7 hari.
"Sesuai aturan perundang-undangan, operasi SAR ditutup di hari ketujuh, namun apabila di kemudian hari ditemukan tanda-tanda keberadaan korban, maka operasi SAR dapat dibuka kembali," katanya dikonfirmasi, Kamis (20/6/2024).
Baca juga: Kapal SAR 249 Permadi Dikerahkan Cari Nelayan yang Hilang di Perairan Madura
Penghentian pencarian, menurutnya, juga sudah dikoordinasikan dengan pihak keluarga korban dan perangkat desa.
"Mereka memahami dan bersepakat menghentikan pencarian," ujarnya.
Pada hari keempat pencarian, Minggu (16/6/2024), sekitar pukul 15.30 WIB, Tim KN SAR 249 Permadi melihat satu jenazah terapung di perairan laut, tepatnya di koordinat 06° 52' 3311)" S 112° 46' 07" E.
Tim KN SAR 249 Permadi untuk mendekati jenazah yang mengapung tersebut. Jenazah tersebut berjenis kelamin laki-laki, dengan ciri-ciri memakai celana jins, kaos hitam dan gelang kain hitam.
Sekitar pukul 16.08 WIB, jenazah tersebut dievakuasi tim sekoci ke atas KN SAR 249 Permadi. Selanjutnya, jenazah dibawa menuju pelabuhan Gresik dan berhasil bersandar sekitar pukul 18.00 WIB.
Pihak berwenang kemudian membawa jenazah ke RSUD Ibnu Sina Gresik guna keperluan identifikasi.
Seperti diberitakan, Sebanyak 16 nelayan yang menumpang dua perahu tertimpa bangunan rumah kontainer PT Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (PHE WMO) di perairan Madura, Jawa Timur.
Satpolairud Polres Gresik mengungkapkan, peristiwa tersebut terjadi pada Selasa (11/6/2024) sekitar pukul 23.00 WIB. Para korban berasal dari Kelurahan Kroman dan Blandongan, Kecamatan/Kabupaten Gresik, Jawa Timur.
Para nelayan tersebut mencari besi tua dengan menyelam atau membeli limbah besi bekas dari kapal kapal yang berlabuh.
Pada Selasa (11/6/2023) sekitar pukul 23.00 WIB, kedua perahu tersebut berlindung di area PHE WMO karena kondisi cuaca yang buruk.
Mereka berlindung di bawah bangunan rumah kontainer yang menggantung milik PT PHE WMO. Cuaca buruk membuat bangunan rumah kontainer tersebut tiba-tiba runtuh dan menimpa kedua perahu tersebut.
Baca juga: Perahu Nelayan Tertimpa Rumah Kontainer di Madura, 1 Orang Tewas dan 7 Hilang
Menurut Kasatpolairud Polres Gresik AKP Winardi, delapan nelayan sudah ditemukan dalam kondisi selamat, yaitu Husni, Boyen, Zaini, Budi, Hasan, Khatib, Fatah dan Nok. Tiga orang di antaranya mendapat perawatan di Rumah Sakit Dr Soetomo, Surabaya.
Selain itu, ada satu nelayan yang ditemukan hari ini dalam kondisi meninggal dunia dengan nama Safaq.
Adapun tujuh nelayan yang belum ditemukan bernama M Lutfi, Wawan, Aris, Mulyono, Abdul Ghofar, Oji dan Haris.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.