Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nelayan Gresik yang Hilang Tertimpa Rumah Kontainer di Perairan Madura Masih Satu Keluarga

Kompas.com, 13 Juni 2024, 17:29 WIB
Hamzah Arfah,
Andi Hartik

Tim Redaksi

GRESIK, KOMPAS.com - Sebanyak 16 nelayan asal Gresik yang menumpang dua perahu tertimpa bangunan rumah kontainer PT Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (PHE WMO) di perairan Madura, Jawa Timur.

Insiden tersebut terjadi pada Selasa (11/6/2024) sekitar pukul 23.00 WIB.

Delapan orang sudah ditemukan dalam kondisi selamat setelah kejadian. Seorang lagi ditemukan meninggal dunia pada hari ini, Kamis (13/6/2024). Tujuh orang nelayan masih hilang.

Lurah Kroman, Fathan mengatakan, 13 dari 16 nelayan yang menjadi korban dalam insiden tersebut berdomisili di Kelurahan Kroman, termasuk Safaq, korban yang ditemukan pada hari ini.

Menurut Fathan, dari tujuh korban yang masih hilang, ada yang satu keluarga. Yakni korban atas nama Wawan dan Aris yang masih kakak adik.

"Kalau tidak salah, ada yang masih satu keluarga (korban yang belum ditemukan). Kakak beradik, Wawan dan Aris, anaknya Pak Marjuki," ujar Fathan saat ditemui di Balai Kelurahan Kroman, Kamis.

Baca juga: Perahu Nelayan Tertimpa Rumah Kontainer di Madura, 1 Orang Tewas dan 7 Hilang

Selain kakak beradik itu, korban lain yang belum ditemukan hingga saat ini adalah M Lutfi, Mulyono, Abdul Ghofar, Oji dan Haris. Nama pertama, jelas Fathan, merupakan anak dari salah seorang perangkat di Kelurahan Kroman.

"Lutfi itu anak perangkat di sini. Bahkan kemarin dengar kabar itu Bu Is sempat pingsan. Makanya hari ini saya suruh istirahat dulu. Sementara Mulyono itu anak dari sesepuh Balai Keling, orang yang dituakan di balai nelayan tersebut," tutur Fathan.

Baca juga: 3 Nelayan di Maluku Tengah Ditemukan Selamat Setelah 3 Hari Terombang-ambing di Laut

Fathan awalnya tidak mengetahui jumlah warganya yang menjadi korban dalam insiden tersebut. Ia baru mengetahui saat banyak warga memadati Balai Kelurahan Kroman dan membicarakan mengenai kejadian tersebut.

"Kemarin saya juga kaget, pas habis rapat terus kok banyak warga yang ke sini. Sementara saya lihat, Bu Is sudah guling-guling (di lantai). Kemudian saya diberitahu oleh warga, jika ada kejadian tersebut," kata Fathan.

Fathan menambahkan, pihak keluarga sudah pasrah dengan kondisi pada korban. Mereka hanya berharap korban ditemukan.

"Sebenarnya pihak keluarga simpel saja, asal anaknya dapat ditemukan. Kalau Allah sudah berkehendak (dalam keadaan meninggal dunia), supaya bisa dimakamkan di kampung halaman," tutur Fathan.

Adapun delapan nelayan lain yang ditemukan dalam kondisi selamat setelah kejadian yaitu Husni, Boyen, Zaini, Budi, Hasan, Khatib, Fatah dan Nok. Korban Zaini, Khotib dan Fatah harus menjalani perawatan di Rumah Sakit Dr Soetomo, Surabaya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau