Lalu kepala bayi yang tertinggal akhirya ditangani dengan operasi sesar.
Saat di rumah skait, bidan puskesmas sempat mendatangi keluarganya, namun tidak ada permohonan maaf. Selain itu ia menyebut pihak puskesmas tak bertanggung jawab dengan kejadian tersebut.
"Saya pengen pertanggungjawaban, beri saya keadilan," ucap Mukarromah sambil mengusap air matanya.
Ia mengatakan selama ini kondisi kehamilannnya baik-baik saja berdasarkan hasil pemeriksaan rutin di bidang kampung.
Menurutnya, kondisinya bayinya diketahui sungsang saat mendekati proses persalinan pada Februari 2024.
Baca juga: Bayi Dilahirkan di Toilet, Kepalanya Tertinggal di Rahim, Polisi: Ibu Panik, Langsung Menariknya
Terkait kasus tersebut, Dinas Kesehatan Kabupaten Bangkalan melakukan konferensi pers pada Selasa (12/3/2024).
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bangkalan, Nur Hotiba menyebut pasien atas nama Mukarromah datang ke puskesmas saat usia kandungan delapan bulan dan dalam kondisi pembukaan empat.
Dari keterangan dokter, bayi dalam kandungan Mukarrohmah sudah meninggal karena keracunan sehingga kepala bayi terputusa saat persalinan.
“Bayi dalam kadungan kondisinya sudah meninggal dunia antara 7 sampai 10 hari akibat keracunan kehamilan. Saat dilakukan persalinan, kepala bayi terputus karena kondisi tubuh bayi sudah mengalami pembusukan,” terang Nur Hotiba.
Baca juga: Banjir Merendam Enam Kecamatan di Bangkalan
Ia juga menyebut bayi yang dikandung Mukarroham dalam kondisi sungsang dan yang keluar pertama kali adalah bagian bokong.
“Tidak mungkin dirujuk ke rumah sakit kalau kondisi persalinan sudah tampak. Standar operasional prosedur (SOP) persalinan demikian. Jadi tidak bisa kemudian disebutkan salah penanganan,” ungkapnya.
Nur Hotiba mengatakan rekam jejak komunikasi antara pihak puskesmas dengan RSUD Syamrabu masih tersimpann.
Ia juga menyebut, pembukaan yang dialami Mukararromah tergolong cepaat hingga muncul bagian terendah yang sudah nampak di jalan lahir.
“Maka ibu itu mendapat pertolongan, karena bayi sudah di jalan lahir. Di satu sisi kami sudah berkomunikasi dengan pihak rumah sakit. Posisi pantat bayi duluan. di samping itu tensi ibunya 180/100 disebut dengan istilah medis Pb atau keracunan kehamilan,” papar Nur," terangnya.
Baca juga: Formulir C Hasil Raib, KPU Hitung Ulang Suara 6 TPS di Bangkalan
Menurutnya, berat bayi saat itu 1 kilogram karena tak mengalami perkembangan normal. Hal tersebut terjadi karena sang ibu mengalami keracunan kehamilan.