Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petaka Ledakan Balon Udara di Ponorogo, Tewaskan Siswa yang Akan Lulus

Kompas.com, 18 Mei 2024, 07:03 WIB
Reza Kurnia Darmawan

Editor

KOMPAS.com - Ledakan balon udara berisi mercon di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, membawa petaka bagi Ilham Nugroho (16).

Pelajar SMPN 1 Balong itu meninggal usai menderita luka bakar 63 persen.

Kepergian Ilham membuat teman-temannya berduka. Apalagi, dalam hitungan hari, Ilham akan merayakan kelulusan dari SMP.

“Kami shock. Pekan depan, hari Selasa, kami akan wisuda bersama. Sama almarhum (Ilham Nugroho) dan teman lainnya,” ujar teman korban Viona Nur Fitriani, Kamis (16/5/2024), dikutip dari Tribun Jatim.

Baca juga: Remaja Korban Ledakan Balon Udara di Ponorogo Meninggal dalam Perawatan

Viona berharap acara kelulusan itu bisa dihadiri teman-teman seangkatannya, termasuk Ilham. Namun, takdir berkata lain.

“Harapannya bisa datang, gimana pun kondisinya, tapi Allah lebih sayang Ilham,” ucapnya.

Kepala SMPN 1 Balong Hari Prasetyo membenarkan bahwa sekolahnya bakal mengadakan wisuda kelulusan bagi siswa kelas IX.

“Iya benar (wisuda kelulusan) pada Selasa, 21 Mei 2024, pekan depan," ungkapnya.

Nama Ilham masuk dalam daftar siswa yang akan diwisuda.

“Doa terbaik buat anak kami, Ilham Nugroho,” tuturnya.

Baca juga: Balon Udara Meledak di Ponorogo, Empat Orang Terluka


Ilham mengembuskan napas terakhir pada Rabu (15/5/2024) malam setelah menjalani perawatan intensif Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Soetomo, Surabaya.

"Korban (Ilham Nugroho) meninggal tadi malam. Tadi pagi sudah dimakamkan di tempat pemakaman umum desa setempat," jelas Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Balong AKP Agus Wibowo, Kamis.

Agus mengatakan, sebelum dirujuk ke RSUD Dr Soetomo, Ilham dirawat di RSUD dr Hardjono Ponorogo. Ilham masuk ke RSUD Ponorogo pada Senin (13/5/2024) pagi, tak lama setelah insiden balon udara meledak.

“Luka bakar korban terjadi pada kedua tangan, punggung, kaki dan leher. Saat masuk, pasien dalam kondisi lemah dan mengeluh kesakitan karena terasa panas dan kulitnya melepuh," terang dokter jaga IGD RSUD dr Harjono Agustina Wulandari, Senin.

Peristiwa ledakan balon udara ini terjadi di persawahan Dusun Muneng Tengah, Desa Muneng, Kecamatan Balong, Senin, sekitar pukul 06.00 WIB.

Balon udara berisi petasan itu meledak sewaktu hendak diterbangkan oleh sejumlah orang.

Saat ini, polisi telah menetapkan 14 tersangka dalam kasus balon udara meledak di Ponorogo.

Baca juga: 14 Orang Jadi Tersangka Ledakan Balon Udara yang Tewaskan 1 Remaja di Ponorogo

Sumber: Kompas.com (Penulis: Muhlis Al Alawi | Editor: Andi Hartik), TribunJatim.com

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau