Lantai satu dan lantai dua dihubungan dengan dua eskalator, masing-masing untuk naik dan turun. Selain itu juga masih terpadat tangga.
“Di lantai satu juga ada toilet, ruang kesehatan, area bermain anak, dan mushala. Sementara lantai 2 sedang dipersiapkan sebagai ruang keberangkatan penumpang,” tutur Verie.
Baca juga: Belasan Baliho Ganjar-Mahfud di Blitar Dicoret dengan Kata “Ndasmu!”
Pada 2 Januari lalu, Presiden Joko Widodo meresmikan secara daring Terminal Tipe A Patria Blitar setelah sebelumnya, pada November 2023, mendapatkan penghargaan tertinggi dari Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan untuk kategori terminal dengan operasional terbaik.
“Penilaiannya meliputi aspek prasarana dan operasional, kesehatan dan kebersihan, data produksi, administrasi dan manajemen,” kata Verie Sugiharto.
Baca juga: PDI-P Blitar Targetkan 60 Persen Suara untuk Ganjar-Mahfud, Lebih Rendah dari Jokowi-Maruf
Posisi kedua diraih Terminal Guntur Melati di Kabupaten Garut, Jawa Barat. Disusul Terminal Leuwi Panjang di Kota Bandung menempati urutan ketiga.
Selain aspek kebersihan dan kerapian, Verie mengklaim bahwa dirinya selalu meminta petugas terminal untuk mengutamakan pelayanan yang cepat dan ramah kepada warga yang datang ke terminal.
“Saya minta petugas harus cekatan jika melihat calon penumpang yang mungkin perlu dipandu. Jangan sampai ini membuka peluang bagi calo untuk beraksi,” kata dia.
Meski demikian, kata Verie, pihaknya tidak menampik bahwa masih saja ada praktek percaloan tiket bus. Namun dia pastikan praktik percaloan di Terminal Blitar tidak marak.
“Sasarannya calon penumpang yang baru turun dari angkutan kota atau angkutan desa. Biasanya warga yang sudah usia lanjut yang datang dari pedesaan dan hendak bepergian ke luar kota,” terangnya.