Salin Artikel

Dibangun dengan Dana Rp 65 Miliar, Terminal Patria Blitar Raih Gelar Terbaik

BLITAR, KOMPAS.com – Meski berada di jalur selatan Jawa Timur, Blitar mendapatkan pembiayaan besar untuk membangun terminal angkutan umum darat. Blitar mendapatkan kucuran dana sebesar Rp 65 miliar melalui mekanisme penerbitan Sertifikat Berharga Syariah Nasional (SBSN) pada 2019.

Pembangunan terminal dimulai pada Desember 2020 dan selesai pada Maret 2022 dengan hasil berupa gedung dengan gaya arsitektur modern berukuran 3.950 meter persegi. Gedung dua lantai itu berdiri di atas area terminal seluas 14.495 meter persegi yang berada di Jalan Kenari, Kelurahan Rembang, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar.

Dari kelengkapan fasilitas umum, Terminal Patria Blitar menempati kasta tertinggi, yakni Tipe A. Namun dari sisi daya tampung, ia berada di kelas II dengan kapasitas di bawah 500 kendaraan.

“Mungkin memang ada prioritas. Mungkin karena Presiden Pertama sekaligus Proklamator Soekarno dimakamkan di sini,” kata Kepala Terminal Patria Blitar Verie Sugiharto, Rabu (17/1/2024), saat ditanya tentang belanja pembangunan terminal yang besar untuk Blitar.

“Karena pejabat pemerintah dan tokoh nasional sering datang ke Blitar untuk berziarah ke Makam Pak Karno, kan?” tambahnya.

Kesan bersih dan rapi terasa sejak memasuki gerbang terminal, jauh dari kesan kumuh yang banyak dihadapi terminal angkutan darat lainnya. Kesan itu tidak hilang ketika kita mulai memasuki bagian dalam terminal. Ditambah lagi dengan udara segar yang selalu terjaga oleh alat penyejuk ruangan.

Kesan itu masih begitu kuat. Mungkin karena memang tergolong bangunan baru.

Di lobi yang cukup luas, petugas kebersihan terlihat cekatan mengepel bagian lantai yang kotor dan basah oleh alas kaki pengunjung. Di bagian tengah, dua petugas bersiaga di belakang meja resepsionis dengan latar belakang lukisan Bung Karno.

Dipisahkan oleh partisi yang tetap mempertahankan kelegaan ruang lantai satu, persis di belakang meja respsionis tertata beberapa set meja kursi yang cukup mewah yang dapat digunakan oleh pengunjung sebagai ruang tunggu.

“Di lantai satu juga ada toilet, ruang kesehatan, area bermain anak, dan mushala. Sementara lantai 2 sedang dipersiapkan sebagai ruang keberangkatan penumpang,” tutur Verie.

Terminal terbaik

Pada 2 Januari lalu, Presiden Joko Widodo meresmikan secara daring Terminal Tipe A Patria Blitar setelah sebelumnya, pada November 2023, mendapatkan penghargaan tertinggi dari Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan untuk kategori terminal dengan operasional terbaik.

“Penilaiannya meliputi aspek prasarana dan operasional, kesehatan dan kebersihan, data produksi, administrasi dan manajemen,” kata Verie Sugiharto.

Posisi kedua diraih Terminal Guntur Melati di Kabupaten Garut, Jawa Barat. Disusul Terminal Leuwi Panjang di Kota Bandung menempati urutan ketiga.

Selain aspek kebersihan dan kerapian, Verie mengklaim bahwa dirinya selalu meminta petugas terminal untuk mengutamakan pelayanan yang cepat dan ramah kepada warga yang datang ke terminal.

“Saya minta petugas harus cekatan jika melihat calon penumpang yang mungkin perlu dipandu. Jangan sampai ini membuka peluang bagi calo untuk beraksi,” kata dia.

Meski demikian, kata Verie, pihaknya tidak menampik bahwa masih saja ada praktek percaloan tiket bus. Namun dia pastikan praktik percaloan di Terminal Blitar tidak marak.

“Sasarannya calon penumpang yang baru turun dari angkutan kota atau angkutan desa. Biasanya warga yang sudah usia lanjut yang datang dari pedesaan dan hendak bepergian ke luar kota,” terangnya.

Menurut Verie, setidaknya ada 100-an bus AKAP yang menjadikan Terminal Blitar sebagai titik pemberangkatan awal dan juga titik tujuan akhir perjalanan.

Di antara bus-bus AKAP itu, paling banyak adalah bus dengan trayek Blitar-Jakarta pulang pergi (PP). Selain itu, juga trayek Blitar-Sumatera, Blitar-Bali, Blitar-Cirebon dan lain sebagainya.

Selain AKAP, terdapat sekitar 300 bus antar-kota dalam provinsi (AKDP) dengan trayek Blitar-Surabaya, Blitar-Banyuwangi, Blitar-Nganjuk, dan lain sebagainya.

“Posisi Blitar cukup penting dalam peta angkutan umum darat terutama untuk bus-bus AKAP. Terminal Blitar juga menjadi terminal pelintasan untuk sejumlah trayek AKAP dan AKDP,” jelasnya.

Pada hari-hari libur panjang seperti libur panjang Idul Fitri, jumlah bus akan meningkat dan jumlah penumpang bisa melonjak dua kali lipat dibandingkan hari biasa.

“Selama Nataru (Natal dan Tahun Baru) kemarin, jumlah penumpang datang dan berangkat mencapai 5.000 orang per hari,” tutur Verie.

Saat ini, belum semua sarana dan prasarana di Terminal Patria Blitar yang difungsikan, termasuk sarana di lantai dua. Verie berharap seluruh sarana dan prasarana dapat beroperasi optimal sebelum Har Raya Idul Fitri 2024.

Sementara itu, Terminal Blitar pun terus mempersiapkan diri untuk pengembangan terminal di masa depan. Verie mengaku pihaknya tengah menyiapkan satu vending machine supaya calon penumpang bisa dengan mudah memesan tiket perjalanan luar kota dengan menggunakan angkutan umum darat.

“Kami juga menyiapkan lahan seluas sekitar 2.000 meter persegi di depan terminal itu untuk pembangunan hotel. Kami berharap ada investor yang tertarik,” tuturnya.

https://surabaya.kompas.com/read/2024/01/18/122758878/dibangun-dengan-dana-rp-65-miliar-terminal-patria-blitar-raih-gelar-terbaik

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke