Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hasil Otopsi Ungkap Kejinya Pembunuhan Pria oleh Tetangganya di Jombang

Kompas.com, 16 September 2023, 08:15 WIB
Moh. SyafiĆ­,
Andi Hartik

Tim Redaksi

JOMBANG, KOMPAS.com - Pembunuhan terhadap M Sapto Sugiyono (46), warga Desa Sambongduran, Desa Jombang, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, dilakukan secara keji dan sadis.

Fakta itu terungkap dari hasil otopsi yang dilakukan Polres Jombang dan tim kedokteran forensik dari RS Bhayangkara Polda Jatim.

Kasat Reskrim Polres Jombang AKP Aldo Febrianto mengungkapkan, berdasarkan pemeriksaan forensik, korban ditembak dalam jarak dekat menggunakan senapan angin kaliber 4,5 mm.

Baca juga: Polisi Sebut Pembunuhan Pekerja Media di Jombang Direncanakan, Pelaku Beli Senapan Angin Sejak Agustus

Peluru yang ditembakkan pelaku menembus dada korban, menembus paru-paru sebelah kanan, lalu menembus dan bersarang di tulang belakang.

"Kesimpulan dari hasil otopsi, terdapat beberapa luka. Yang paling fatal adalah luka tembak," kata Aldo di Mapolres Jombang, Jumat (15/9/2023) malam.

Baca juga: Polisi Ungkap Pria di Jombang Diduga Dibunuh Tetangga karena Dendam

Akibat luka tembak dari senapan angin, korban mengalami pendarahan hebat di organ dalam.

"Hal tersebut yang menyebabkan adanya darah yang keluar di bagian dalam, itu sekitar sebanyak 450 cc," ungkap Aldo.

Aldo menjelaskan, luka yang diderita korban tak hanya luka karena tembusan peluru senapan angin. Hasil otopsi juga menemukan adanya luka akibat pukulan benda tumpul.

Menurut Aldo, berdasarkan banyaknya luka akibat pukulan palu, terutama di bagian kepala, pemukulan diduga dilakukan oleh pelaku hingga berkali kali.

"Ada luka tembak dari jarak dekat, ada satu kali tembakan. Kemudian luka karena pukulan di kepala, ada  berkali-kali," ungkap dia.

Berdasarkan kronologi, pelaku mendatangi korban yang saat itu berada di depan rumahnya, lalu menembak ke arah korban menggunakan senapan angin.

Setelah menembak, pelaku yang rumahnya bersebelahan, masuk ke rumahnya untuk mengambil palu.

Dengan palu di tangannya, pelaku memukul kepala korban hingga berkali kali untuk memastikan korban meninggal.

Dikatakan Aldo, korban meninggal akibat tembakan yang menembus organ dalam hingga proyektilnya bersarang di tulang belakang.

Luka pada organ dalam serta banyaknya pukulan dengan palu di kepala membuat korban meninggal di lokasi kejadian, tepatnya di depan rumah korban.

"Penyebab kematian dari tembakan peluru itu tadi, memecah paru-paru sehingga di dalam (organ tubuh) ada cairan," tutur Aldo.

Baca juga: Polisi Sebut Pria di Jombang yang Ditemukan Tewas Bekerja di Media Online

Sebelumnya diberitakan, M Sapto Sugiyono (46), warga Dusun Sambongduran, Desa Jombang, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, ditemukan tewas dengan kondisi mengenaskan di rumahnya, Kamis (14/9/2023) malam.

Dia dibunuh oleh Hasan alias Daim (50), tak lain tetangganya sendiri, dengan cara ditembak menggunakan senapan angin, lalu dipukul dengan palu.

Sapto, sehari-hari bekerja sebagai pekerja media online. Namanya tercantum sebagai kepala biro Jombang.

Informasi tersebut juga dibenarkan Wakapolres Jombang Kompol Hary Kurniawan.

“(Pekerjaan korban) swasta, dan dari informasi yang kami terima, wartawan di media online," kata Hary di Mapolres Jombang Jumat.

Namun, menurut Hary, pembunuhan tersebut tidak terkait dengan pemberitaan.

Aksi pembunuhan tersebut dilatarbelakangi dendam pelaku kepada korban yang merasa sering diganggu korban dalam urusan pekerjaan.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Wisatawan Lansia Dipungli 'Uang Pengawalan' Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Wisatawan Lansia Dipungli "Uang Pengawalan" Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Surabaya
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
Surabaya
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Surabaya
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Surabaya
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Surabaya
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Surabaya
Pelaku Pungli 'Uang Pengawalan' Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Pelaku Pungli "Uang Pengawalan" Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Surabaya
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Surabaya
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Surabaya
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar 'Uang Pengawalan', Penyandera Ditangkap
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar "Uang Pengawalan", Penyandera Ditangkap
Surabaya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau