Lokasi Candi Brahu terletak di Dusun Muteran, Desa Kejagan, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.
Sejarah Candi Brahu menyebutkan bahwa Candi Brahu merupakan candi tertua di wilayah Trowulan.
Dasar dugaan tersebut adalah prasasti Alsanta yang ditemukan tidak jauh dari Candi Brahu.
Prasasti tersebut dikeluarkan oleh Raja Mpu Sindok pada 861 Saka atau 939 Masehi. Isinya antara lain menyebutkan nama sebuah bangunan suci, yakni Waharu atau Warahu.
Nama tersebut diperkirakan sebagai asal nama Candi Brahu saat ini.
Baca juga: Candi Brahu Mojokerto: Sejarah, Fungsi, dan Corak
Candi Brahu diperkirakan bercorak agama Buddha.
Hal tersebut berdasarkan gaya bangunan serta profil sisa hiasan dengan denah lingkaran pada setiap candi dan diperkirakan sebagai bentuk stupa.
Ir Johannes Willen Bartholomeus Wardenaar, Kapten Surveyor Militer yang diperintahkan oleh Thomas Stamford Raffles untuk mencatat peninggalan arkeologi di Mojokerto menyebutkan keberadaan Candi Brahu dicatat tahun 1815.
Upaya pelestarian Candi Brahu dilakukan dengan pencatatan melalui inventarisasi, kegiatan pemugaran, konservasi secara berkala, dan menempatkan juru pemelihara.
Lokasi Candi Kidal terletak di Dusun Krajan, Desa Kidal, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Sejarah Candi Kidal menyebutkan Candi Kidal ditemukan oleh Thomas Stamford Raffles tahun 1817.
Anusapati, anak Tunggu Ametung yang merupakan Raja Singasari, wafat sekitar tahun 1248 Masehi. Candi Kidal sebagai tempat suci pendharmaannya.
Menurut Bernet Kempers, ahli purbakala Belanda berpendapat pembangunan Candi Kidal diselesaikan tahun 1260 Masehi.
Hal tersebut dihubungkan dengan adanya upacara Srada (12 tahun setelah wafat), yakni pentahbisan Candi Kidal sebagai pendharmaan.
Lokasi Candi Pari terletak di Desa Candi Pari, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.
Candi Pari memiliki ciri khas Majapahit berupa bahan bangunan yang terbuat dari bata merah.
Sejarah Candi Pari menyebutkan bahwa Candi Pari mendapat pengaruh Campa.
NJ Krom, peneliti sejarah asal Belanda dalam bukunya Inleading Tot de Hindoe Javansch Khust menyebutkan bahwa Candi Pari mendapat pengaruh Campa, khususnya candi di Mison.
Pengaruh tersebut terlihat pada bentuk dan ornamentasi. Meski demikian, karakter Jawa masih dominan dalam candi ini.
Kitab Negarakertagama menyebutkan Tjampa Kambodja dan Jawa mempunyai hubungan yang dekat.
Baca juga: Asal-usul Candi Pari dan Pesan Moral, Cerita Rakyat Jawa Timur
Hubungan kenegaraan Campa dan Majapahit membuat bangunan Candi Pari memiliki pengaruh kesenian Campa.
Berdasarkan arca-arca Candi Pari yangtersimpan di museum, candi tersebut diperkirakan merupakan candi Hindu.
Penulis: Lukman Hadisubroto| Editor: Widya Lestari Ningsih
Sumber:
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.