"Untung waktu itu (merasakan getaran) keluar, (korbanya) dua orang, suami istri," jelasnya.
Menanggapi itu, Staf Bidang Jembatan dan Jalan Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Surabaya, Anang Budi Santoso mengatakan, peristiwa robohnya tiga toko itu terjadi sekitar pukul 00.00 WIB.
Ketika itu, kata Anang, pekerja proyek sempat kesulitan melakukan penggalian, sebab adanya pipa PDAM. Oleh karena itu, mereka menggali di dekat toko yang ada di Jalan Kapasari.
“Karena di ada utilitas PLN tegangan tinggi dan pipa PDAM, jadi enggak mungkin mepet dengan itu. Akhirnya ambil jarak dekat toko," kata Anang, saat ditemui di Kantor Kelurahan Kapasari.
Sedangkan, Supervisor PT Diatasa Jaya Mandiri, Edwin Kurniawan mengatakan, pemasangan gorong-gorong di Jalan Kapasari total sepanjang 800 meter.
"Untuk total proyek 800 meter, sisi selatan (Jalan Kapasari) 400 meter sama sisi utaranya 400 meter. Sebenarnya cuman kurang 10 meter pengerjaanya ini," kata Edwin.
Edwin yang merasa sudah melakukan pengecekan lokasi memutuskan untuk menggali semakin dekat dengan toko warga. Sebab, dia terhambat adanya pipa PDAM utilitas PLN.
Baca juga: Penjelasan Pemkot dan Pekerja Proyek soal 3 Toko yang Roboh di Surabaya
"Penggalian sebenarnya jaraknya 50 sentimeter dari bangunan (toko warga), tapi dikerjakan 30 sentimeter. Itu kami pun galinya enggak langsung semua, tapi satu dua baru pasang (saluran air)," jelasnya.
Akhirnya, tiga toko yang berada di sekitar lokasi penggalian tersebut roboh, ketika terkena getaran alat berat. Hal itu diperparah dengan tidak adanya pondasi di bangunan milik warga itu.
"Pas kita lihat, ternyata itu bangunan toko semi permanen sebenarnya, terus juga enggak ada pondasinya, jadi cuman batu bata yang disusun saja," ujar dia.
Edwin mengungkapkan, setelah terjadinya peristiwa robohnya tiga bangunan tersebut, pihaknya langsung melakukan mediasi dengan sejumlah pemilik toko, di Kantor Kelurahan Kapasari.
"Kesepakatanya, yang ganti rugi kami sebagai rekanan kontraktor dan bertanggung jawab pembangunan kembali tiga toko itu," kata Edwin, saat ditemui di Kantor Kelurahan Kapasari.
Edwin memperkirakan biaya yang dikeluarkan untuk membangun tiga toko tersebut sebesar Rp 165 juta. Dia juga berjanji bakal menyelesaikan proses pengerjaan dalam waktu satu bulan.
Itu, kata Edwin, bakal berdampak pada lamanya proses pengerjaan gorong-gorong. Sebab, para pekerja harus membangun terlebih dahulu toko yang ambruk.
"Orang dan alat dialokasikan untuk bantu warga, setelah selesai baru lanjut. Kita sebenarnya juga dikejar target besok (saluran) harus selesai, akhirnya molor," jelasnya.