Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ambruknya 3 Toko di Surabaya, Diduga akibat Proyek Saluran Air

Kompas.com, 6 September 2023, 06:19 WIB
Andhi Dwi Setiawan,
Krisiandi

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Sebanyak tiga bangunan toko di Jalan Kapasari, Genteng, Surabaya, ambruk, Selasa (5/9/2023), dini hari. Robohnya bangunan-bangunan itu diduga akibat adanya pengerjaan proyek pemasangan saluran air.

Pasangan suami istri, Solikin (49) dan Naimah (37) menjadi korban dalam peristiwa itu. Tokonya untuk berjualan perlengkapan sepeda motor roboh.

Naimah mengatakan, pengerjaan proyek pemasangan gorong-gorong tersebut berlangsung sejak Senin (4/9/2023) pukul 21.00 WIB. Saat itu, dia bersama sang suami tengah berada di dalam toko.

"Saya tahunya mereka (orang proyek) kerja itu sekitar jam 21.00 sampai 22.00-an WIB. Terus pas mau tidur, jam 00.00 WIB kalau enggak salah, tiba-tiba bruak (ambruk)," kata Naimah, ketika ditemui di lokasi.

Ketika itu, Naimah langsung tertimpa barang yang ada di dalam toko, hingga mengalami luka ringan di kepala. Sedangkan, suaminya kesulitan bernapas karena atap bangunanya sudah runtuh.

Baca juga: 3 Toko di Surabaya Ambruk Diduga Dampak Proyek Gorong-gorong, Suami Istri Tertimpa Reruntuhan

"Atap toko ini kan (berbahan) seng, kalau kena penyangganya mungkin wes enggak ada (meninggal) saya sama suami. Suami juga sudah enggak bisa napas, banyak debu," jelasnya.

Sejumlah pekerja proyek memanggil dan menanyakan apakah di dalam bangunan ada orang atau tidak. Naimah yang mendengarnya langsung berteriak untuk meminta pertolongan.

"Saya teriak dari dalam, (saya bilang) ada orang. Langsung orang proyek naik ke atas nolong, takutnya ambruk lagi di dalam dibantu orang tiga," ujar dia.

Petugas hendak mengantarkan Naimah dan suaminya ke rumah sakit, agar menjalani perawatan. Namun, pasutri tersebut menolaknya karena merasa hanya menderita luka ringan.

"Motor di dalam SupraX punya saya, tertimpa (atap) stirnya hancur, ada kulkas, mejikom, televisi juga. Perkiraan Rp 25 jutaan lebih kerugian," ucapnya.

Tiga bangunan yang roboh akibat proyek saluran airKompas.com/Andhi Dwi Tiga bangunan yang roboh akibat proyek saluran air
Naimah bersama sejumlah kerabatnya tampak menata mengambil barang miliknya dan dinaikan ke atas pikap. Dia hendak membawanya ke rumah salah satu saudaranya.

"Ini masih menata, rencana mau ngungsi ke rumah saudara, masih di Surabaya. Tapi ya itu, enggak tahu muat semua atau enggak," kata dia.

Sementara itu, Abdul Rosyid, pemiliki toko lainnya sempat merasakan adanya getaran. Dia langsung memutuskan keluar dari tokonya untuk menyelamatkan diri.

"Sebelumnya dengar ada suara gerakan tanah, kayak hentakan, ternyata ada bego masang gorong-gorong. Langsung buru-buru keluar," kata Abdul.

Abdul bersyukur bisa keluar terlebih dahulu dari tokonya tersebut. Sebab, dia melihat Naimah dan suaminya jadi korban, karena tak sempat menyelamatkan diri saat bangunanya roboh.

"Untung waktu itu (merasakan getaran) keluar, (korbanya) dua orang, suami istri," jelasnya.

Respons Pemkot Surabaya

Menanggapi itu, Staf Bidang Jembatan dan Jalan Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Surabaya, Anang Budi Santoso mengatakan, peristiwa robohnya tiga toko itu terjadi sekitar pukul 00.00 WIB.

Ketika itu, kata Anang, pekerja proyek sempat kesulitan melakukan penggalian, sebab adanya pipa PDAM. Oleh karena itu, mereka menggali di dekat toko yang ada di Jalan Kapasari.

“Karena di ada utilitas PLN tegangan tinggi dan pipa PDAM, jadi enggak mungkin mepet dengan itu. Akhirnya ambil jarak dekat toko," kata Anang, saat ditemui di Kantor Kelurahan Kapasari.

Sedangkan, Supervisor PT Diatasa Jaya Mandiri, Edwin Kurniawan mengatakan, pemasangan gorong-gorong di Jalan Kapasari  total sepanjang 800 meter.

"Untuk total proyek 800 meter, sisi selatan (Jalan Kapasari) 400 meter sama sisi utaranya 400 meter. Sebenarnya cuman kurang 10 meter pengerjaanya ini," kata Edwin.

Edwin yang merasa sudah melakukan pengecekan lokasi memutuskan untuk menggali semakin dekat dengan toko warga. Sebab, dia terhambat adanya pipa PDAM utilitas PLN.

Baca juga: Penjelasan Pemkot dan Pekerja Proyek soal 3 Toko yang Roboh di Surabaya

"Penggalian sebenarnya jaraknya 50 sentimeter dari bangunan (toko warga), tapi dikerjakan 30 sentimeter. Itu kami pun galinya enggak langsung semua, tapi satu dua baru pasang (saluran air)," jelasnya.

Akhirnya, tiga toko yang berada di sekitar lokasi penggalian tersebut roboh, ketika terkena getaran alat berat. Hal itu diperparah dengan tidak adanya pondasi di bangunan milik warga itu.

"Pas kita lihat, ternyata itu bangunan toko semi permanen sebenarnya, terus juga enggak ada pondasinya, jadi cuman batu bata yang disusun saja," ujar dia.

Pihak kontraktor ganti rugi

Tiga toko di Surabaya ambruk akibat pengerjaan saluran airKompas.com/Andhi Dwi Tiga toko di Surabaya ambruk akibat pengerjaan saluran air
Edwin mengungkapkan, setelah terjadinya peristiwa robohnya tiga bangunan tersebut, pihaknya langsung melakukan mediasi dengan sejumlah pemilik toko, di Kantor Kelurahan Kapasari.

"Kesepakatanya, yang ganti rugi kami sebagai rekanan kontraktor dan bertanggung jawab pembangunan kembali tiga toko itu," kata Edwin, saat ditemui di Kantor Kelurahan Kapasari.

Edwin memperkirakan biaya yang dikeluarkan untuk membangun tiga toko tersebut sebesar Rp 165 juta. Dia juga berjanji bakal menyelesaikan proses pengerjaan dalam waktu satu bulan.

Baca juga: Cerita Naimah Tertimpa Reruntuhan Toko di Surabaya, Sempat Rasakan Getaran Diduga dari Pengerjaan Proyek

Itu, kata Edwin, bakal berdampak pada lamanya proses pengerjaan gorong-gorong. Sebab, para pekerja harus membangun terlebih dahulu toko yang ambruk.

"Orang dan alat dialokasikan untuk bantu warga, setelah selesai baru lanjut. Kita sebenarnya juga dikejar target besok (saluran) harus selesai, akhirnya molor," jelasnya.

Selain itu, Edwin juga akan meminta kepada tukang yang membangun kembali toko tersebut, untuk memasang pondasi. Sebab, bangunan itu sebelumnya hanya diberi tumpukan bata.

"Kalau untuk toko yang ambruk kami sepakat akan membangunya lagi. Tapi kalau kerusakan barang, saya harus lapor lagi ke atasan jadi lihat nanti," ujar dia.

Sementara itu, Lurah Kapasari Ridzotullahmad Nurchakim membenarkan hasil mediasi tersebut. Pihaknya bakal terus memantau proses pengerjaan toko ambruk tersebut.

Baca juga: 3 Toko yang Ambruk di Surabaya akibat Pengerjaan Gorong-gorong Akan Dibangun oleh Kontraktor

"Saya di sini hanya memberi ruang untuk mediasi. Tadi hasilnya, pihak kontraktornya janji membangun lagi toko, paling lambat satu bulan, setelah mediasi sekarang," kata pria yang akrab disapa Edo itu.

Selain itu, kata Edo, para korban juga meminta agar pemerintah menyediakan tempat untuk berjualan. Sebab, mereka untuk sementara waktu belum bisa berdagang di lokasi tersebut.

"Relokasi masih koordinasi juga, karena kebetulan sektor perdagangan sudah penuh, jadi ada. Total pemilik tiga toko itu ada delapan orang," ucapnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau