MALANG, KOMPAS.com - Supriatna (58), warga Kelurahan Kepanjen, Kabupaten Malang berkreasi dengan membuat replika berbagai binatang berbahan ban bekas sepeda motor.
Ketika Kompas.com bertandang ke rumahnya, semangat terpancar di wajah Supriatna meski usia pria dua anak tersebut tak lagi muda.
Baca juga: Tumpahan Solar di Jalanan Kota Malang Sebabkan 8 Pemotor Berjatuhan
Maklum, Supriatna memang dilahirkan dari keluarga seniman. Ayahnya seorang musisi lokal, dan ibunya juga adalah seorang pelukis.
Inovasi replika binatang dari ban bekas sepeda motor membuat Supriatna meraup pundi-pundi rupiah.
Ada banyak bentuk hewan yang dikreasikan oleh Supriatna. Seperti replika dinosaurus, macan, burung gagak, ayam, penyu, dan buaya. Replika hewan itu berukuran kecil hingga ada yang sepanjang 7 meter.
Baca juga: Wali Kota Malang: ASN Jangan Berpolitik, apalagi Ini Sudah Tahun Politik...
Ban-ban sepeda motor bekas itu dipotong-potong sesuai kebutuhan, lalu ditempel-tempel, direkatkan dengan baut, dan dibentuk sesuai bentuk yang diinginkan.
Di dalam tempelan karet ban yang telah dipotong itu diisi paralon plastik, sebagai tempat penempelan karet ban. Kemudian dicat sesuai warna asli jenis binatang,
Beberapa hasil karyanya itu dipajang di depan rumahnya dan sebagian lainnya sudah dipesan orang.
"Mayoritas orang yang memesan untuk dipajang di spot wisata buatan. Ada yang di Kalimatan Tengah dan Gresik, Jawa Timur," ungkap Supriatna saat ditemui, Rabu (25/1/2023).
Replika-replika itu dipatok harga bervariasi. Mulai dari Rp 500.000 untuk yang berukuran kecil, hingga Rp 4 juta untuk replika yang berukuran besar.
Baca juga: KPU Kota Malang Lantik 171 Anggota PPS, Pastikan Tidak Ada Titipan
"Ukuran terbesar pernah saya buat untuk wisata buatan di Kalimatan Selatan. Replika Dinosaurus sepanjang 7 meter," ujarnya.
Supriatna mengatakan ide membuat inovasi replika binatang bermula dari keresahan pribadinya melihat tumpukan sampah ban bekas pada 2015 lalu.
Saat itu dia masih menjadi pengurus Tempat Pengolahan Sampah Reduce - Reuse - Recycle (TPS3R) Kelurahan Kepanjen, Kecamatan Kepanjen.
"Waktu itu ban menumpuk. Akhirnya saya putar otak bagaimana caranya agar tumpukan sampah ban sepeda motor bekas itu bisa bermanfaat dan lebih bernilai," ujarnya.
Baca juga: Sidang Gugatan Perdata Tragedi Kanjuruhan di PN Malang Ditunda
Supriatna akhirnya mulai mengotak-atik ban bekas itu, mengonsepnya hingga membentuk menjadi replika binatang.
Aksi percobaan awal yang dilakukan Supriatna tidak sempurna. Namun, ia tetap konsisten dan melakukan percobaan berulang-ulang hingga menelurkan karya yang bagus.
"Merkipun karya awal saya tidak sempurna, namun saya tetap mem-posting ke media sosial," terangnya.
Baca juga: Guru Ngaji di Malang Diduga Lakukan Pelecehan Seksual, Polisi Periksa 6 Saksi
Foto karya yang diunggahnya di media sosial itu pun mendapat respons positif. Sampai akhirnya pada tahun 2017 beberapa orang mulai memesan karyanya.
"Saat ini, saya sudah tidak menjadi pengurus TPS3R, dan mata pencarian utama saya dari replika ini," tuturnya.
Sementara bahan ban bekas, Supriatna mendapatkan dari membeli dari bengkel-bengkel terdekat.
"Per ban bekas harganya senilai Rp 1.500 per biji," pungkas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.