KOMPAS.com - Provinsi Jawa Timur secara geografis terbagi menjadai dua bagian, yaitu Jawa Timur daratan dan Kepulauan Madura.
Provinsi yang berlokasi di bagian paling timur Pulau Jawa ini didiami oleh masyarakat yang heterogen dari bermacam- macam suku bangsa.
Baca juga: Mepe Kasur, Tradisi Suku Osing Kemiren Banyuwangi Jelang Idul Adha
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) suku bangsa adalah kesatuan sosial yang dapat dibedakan dari kesatuan sosial lain berdasarkan kesadaran akan identitas perbedaan kebudayaan, khususnya bahasa.
Baca juga: Tradisi Toron, Kebiasaan Mudik Suku Madura Jelang Idul Adha
Berikut adalah penjelasan tentang beberapa suku yang ada di Jawa Timur dan keunikannya.
Baca juga: Upacara Yadnya Kasada Suku Tengger: Sejarah, Tujuan, dan Pelaksanaan Ritual
Suku Jawa adalah suku terbesar yang mendiami wilayah Pulau Jawa, termasuk Provinsi Jawa Timur.
Suku Jawa dikenal dengan keramahan dan filosofi- filosofi hidup yang mereka pegang teguh.
Selain itu suku Jawa dikenal dengan hasil budaya seperti rumah adat berbentuk Joglo, tarian adat, busana adat serta bahasa daerah sehari-hari.
Tak heran jika sekilas budaya di Provinsi Jawa Timur memiliki kemiripan dengan daerah lain yang juga dihuni oleh suku Jawa.
Suku Madura adalah sebutan untuk masyarakat yang mendiami Pulau Madura, Jawa Timur.
Meski begitu, suku Madura telah tersebar di berbagai daerah karena memiliki budaya merantau.
Logat bahasa daerah menjadi salah satu ciri khas yang dimiliki oleh suku Madura.
Suku Madura juga dikenal memiliki kekerabatan yang kuat, seperti pada tradisi Toron atau pulang kampung saat Idul Adha untuk berkumpul dengan keluarga.
Suku Bawean adalah sebutan untuk masyarakat yang mendiami Pulau Bawean yang terletak di bagian utara Kabupaten Gresik, Jawa Timur.
Sama seperti suku Madura, masyarakat suku Bawean juga memiliki budaya merantau.
Suku Bawean memiliki rumah adat bernama rumah dhurung yang memiliki arsitektur cukup unik.
Dhurung adalah bangunan tambahan yang didirikan di depan rumah sebagai tempat untuk menerima tamu.
Suku Osing adalah sebutan untuk masyarakat yang mendiami wilayah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, salah satunya di Desa Kemiren.
Keberadaan suku Osing di Banyuwangi tidak terlepas dari sejarah Kerajaan Blambangan dan peristiwa puputan bayu.
Masyarakat di Blambangan yang memutuskan untuk menetap inilah yang menjadi cikal bakal dari suku Osing.
Keunikan suku Osing ada pada bahasa Using yang memiliki dialek yang khas.
Selain itu terdapat tradisi unik suku Using seperti tumpeng Sewu dan Mepe Kasur.
Suku Samin adalah sebutan untuk masyarakat yang mendiami wilayah pedalaman Blora, Jawa Tengah di sekitar Pegunungan Kendeng.
Persebaran masyarakat suku Samin juga ditemukan di daerah perbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Timur, salah satunya di Bojonegoro.
Orang Samin menyebut diri mereka sebagai Sedulur Sikep atau Wong Sikep memiliki arti orang yang baik dan jujur.
Sikep juga dapat diartikan sebagai orang yang bertanggung jawab.
Suku Tengger adalah sebutan untuk masyarakat yang mendiami dataran tinggi di sekitar Pegunungan Tengger yang juga meliputi wilayah Gunung Bromo dan Semeru.
Peradaban suku Tengger konon sudah ada sejak zaman Kerajaan Majapahit.
Tradisi masyarakat Tengger terkait dengan kepercayaan animisme dan dinamisme, sebelum kemudian masuk ajaran agama Hindu dan Buddha di wilayah tersebut.
Berbagai ritual dan tradisi tersebut kemudian diwariskan nenek moyang hingga generasi suku Tengger masa kini.
Beberapa upacara adat tersebut antara lain Pujan Karo, Pujan Kapat, Pujan Kapitu atau Megeng, Pujan Kawolu, Pujan Kasanga atau Pujan Mubeng, Hari Raya Yadnya Kasada atau Pujan Kasada, dan Unan-unan atau Upacara Pancawarsa.
Sumber:
rri.co.id
bobo.grid.id
travel.kompas.com ( Penulis : Kistin Septiyani | Editor : Anggara Wikan Prasetya, Ni Nyoman Wira Widyanti)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.