Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sandiaga Target Tekan Defisit Impor Produk Halal Indonesia lewat ICEFF 2022

Kompas.com - 18/07/2022, 10:26 WIB
Ghinan Salman,
Priska Sari Pratiwi

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno menyebut defisit neraca perdagangan produk halal di Indonesia cukup tinggi.

Untuk mengatasi itu, Sandiaga mengungkap pentingnya kolaborasi antara pemerintah, produsen, hingga investor.

Hal ini disampaikan Sandi saat berbicara dalam forum Bootcamp dan Pitching Islamic Creative Economy Founders Fund (ICEFF) di Surabaya, Minggu (17/7/2022).

Baca juga: 5 Fakta Sindikat Joki UTBK SBMPTN di Surabaya, Manfaatkan Teknologi hingga Untung Rp 8,5 Miliar

Ajang ini mempertemukan para pelaku ekonomi kreatif halal dengan investor yang akan memberikan pendanaan.

Terkait dengan pasar industri halal, Sandi mengungkapkan besarnya potensi yang bisa dikembangkan.

"Tren industri halal saat ini menjadi salah satu topik perbincangan di dunia bisnis internasional," kata Sandi dalam sambutannya, Minggu.

Mengutip data Indonesia Halal Market Report tahun 2021/2022, Indonesia adalah pasar konsumen halal terbesar di dunia.

Di Indonesia saja, konsumsi produk halal mencapai 184 miliar dolar AS pada tahun 2020. Untuk tahun yang sama, nilai ekspor produk halal Indonesia mencapai 8 miliar dolar AS.

Sayangnya, nilai impor produk halal Indonesia justru lebih tinggi, mencapai 10 miliar dolar AS.

"Kita masih ada defisit 2 miliar dolar AS, sementara investasi sektor ekonomi halal di Indonesia baru sekitar 5 miliar dolar AS. Untuk itu, ayo kita kuatkan produksi halal kita," kata Sandi.

Baca juga: Sandiaga Uno Harap Piala Presiden Kompetisi Memancing di Likupang Tingkatkan Wisatawan Setelah Pandemi

Sandi menjelaskan, ada tiga peluang yang bisa dikembangkan dalam menutup defisit perdagangan yang perlu kerja sama antara investor, produsen, dan konsumen di Indonesia.

Pertama, meningkatkan ekspor produk halal. Sandi optimistis produsen halal di Indonesia bisa memenuhi pasar yang lebih luas di Indonesia.

Di dalam negeri, konsumen seharusnya melakukan substitusi kebutuhan produk halal dalam negeri yang selama ini masih impor.

"Tentu di antaranya, dengan melalui Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (BBI)," kata mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini.

Strategi lainnya, dengan meningkatkan investasi asing dan dalam negeri dalam mendukung produk halal Indonesia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com