Apalagi, investasi sektor ekonomi halal di Indonesia baru sekitar 5 miliar dolar AS.
Baca juga: Penerbangan Langsung Solo-Luar Negeri Jadi Pembahasan Serius Sandiaga Uno dan Gibran
Untuk memperbesar peluang tersebut, Kemenparekraf menggelar ajang ICEFF. Pemerintah hadir untuk menjembatani para investor yang akan membiayai pelaku ekonomi kreatif potensial di sejumlah daerah.
"Kami mendukung akselerasi produksi industri halal. Ajang ini bisa menjadi ekosistem untuk menghubungkan pelaku parekraf dan investor dengan memberikan dukungan kepada peserta," kata Sandi.
Deputi Bidang Industri dan Investasi Kemenparekraf/Baparekraf Henky Manurung optimistis akan ada banyak investor yang ikut memberikan investasi di sektor industri halal. Apalagi, ajang ini bukan sekadar pertemuan lembaga/institusi permodalan syariah dengan pelaku usaha sektor parekraf saja.
Namun, ICEFF 2022 juga akan memberikan edukasi. Terutama, permodalan syariah, tata cara mengevaluasi perusahaan, tahapan penyusunan proyeksi bisnis, serta menyusun pitch deck bisnis mereka.
"Lewat ajang ini, ada 18 investor yang akan melihat peluang partnership, pembiayaan kepada para pelaku usaha," kata Henky.
Baca juga: Menteri Sandiaga Uno Sebut Candi Plaosan Bisa Jadi Alternatif Kunjungan Wisatawan Setelah Borobudur
Sebanyak 30 pelaku usaha akan bertemu dengan lembaga/institusi permodalan syariah. Mulai dari sektor kuliner, fashion, kriya, hingga aplikasi.
Henky mengatakan, hal ini sebagai stimulan untuk mendukung pasar ekspor produk halal di Indonesia. Sebagaimana target Menteri Sandiaga, nilai impor produk halal di Indonesia bisa terus meningkat.
"Kami juga berikan program halal certificate. Baik untuk produk halal dan produk lainnya," katanya.
Pihaknya juga mendukung scale up pelaku industri kreatif melalui berbagai intervensi di beberapa kantong produsen. Mulai peningkatan kemampuan kualitas produksi hingga bisa diterima pasar internasional.
"Terutama, dalam hal pembiayaan dan scale up di kantong-kantong produksi parekraf. Kami dorong produknya agar bisa diterima di pasar internasional," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.