MALANG, KOMPAS.com - Wanita berinisial VA (29) asal Kota Malang, Jawa Timur diduga melakukan penipuan berkedok investasi mesin pompa ASI.
Korbannya diperkirakan sekitar 100 orang dengan kerugian mencapai belasan miliar rupiah.
Baca juga: Uang Rp 1,4 Miliar di Rekening Ludes dalam Semalam, Pengusaha Asal Malang Lapor Polisi
Salah satu korban, Martha Retsa Febriantina (28) mengaku, hingga saat ini uang Rp 77 juta miliknya belum dikembalikan oleh VA. Padahal, wanita tersebut sudah menjadi investor VA sejak April 2022.
Martha mengaku telah mengenal VA cukup lama, bahkan dia pernah bekerja bersama dengan VA di suatu perusahaan sejak 2018 sampai 2020.
"Hanya saya tidak kenal akrab gitu. Sekadar kalau ketemu ya menyapa," kata Martha saat dihubungi melalui sambungan telepon, Selasa (11/7/2023).
Baca juga: Rusak Bertahun-tahun, Jalan Utama Menuju Wisata Pantai Malang Selatan Segera Diperbaiki
Sepengetahuan Martha, VA memiliki usaha sewa dan jual beli pompa ASI pada tahun 2021. Usaha VA dimulai sejak keluar dari pekerjaan awalnya.
"Kalau tidak salah, dia buka usaha kecil-kecilan di rumahnya, jualan online. Terus tidak lama buka cabang di Gondanglegi, Dampit, Tebo (sistem konsinyasi)," katanya.
Martha kemudian ditawari VA untuk memberi dana talangan dalam usaha pompa ASI. Dia cukup berhati-hati mengikuti tawaran VA. Kemudian, pada April 2022, dirinya mencoba untuk berinvestasi pada usaha sewa dan jual beli pompa ASI tersebut.
Selama beberapa bulan, pengembalian modal dan pembayaran keuntungan yang diterimanya tidak pernah terlambat.
"Awalnya saya coba hanya tidak besar, sekitar Rp 1 juta, terus Rp 1,5 juta dan saat itu selain modal kembali, juga ada keuntungan diberikan dari dia," katanya.
Namun, berjalannya waktu sejak Maret 2023, pencairan dana modal dan insentif tak kunjung dibayar. Martha sudah merasa curiga menjadi korban penipuan sejak saat itu.
"Kemudian mulai Maret 2023 itu untuk pengembalian modal dan pembayaran keuntungan terjadi macet. Di sini saya mulai curiga," katanya.
VA sempat membuat alasan kepada para investor dan meyakinkan mereka jika pembayaran uang akan dilakukan secara bertahap.
"Saat bertemu sempat bilang akan ada pembayaran tahap 1, 2 dan 3 sesuai urgensi masing-masing. Misal ada yang sakit, mau menikah, atau lainnya," katanya.