Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Mutilasi dalam Koper di Ngawi Dikenal Orangtua Tunggal Pekerja Keras

Kompas.com, 25 Januari 2025, 22:20 WIB
Asip Agus Hasani,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

BLITAR, KOMPAS.com – Uswatun Khasanah (29), korban mutilasi yang ditemukan dalam koper di selokan Desa Dadapan, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi, merupakan sosok perempuan pekerja keras yang menjadi tulang punggung keluarganya di Blitar.

Selain pekerja keras sebagai single parent untuk dua anaknya, Uswatun disebut sedang membangun rumahnya sendiri di Desa Slorok, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar, di samping rumah neneknya.

Baca juga: Korban Mutilasi dalam Koper di Ngawi Dimakamkan di Blitar dengan Organ Tubuh Tak Utuh

Kepala Dusun Sidodadi, Desa Sidodadi, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar, Nahroni, menyebut, Uswatun adalah sosok perempuan yang penuh tanggung jawab terhadap anak dan orangtuanya.

“Almarhumah setahu saya adalah orang yang penuh tanggung jawab terutama terhadap dua anak dan neneknya. Meskipun dia single parent,” ujar Nahroni saat ditemui Kompas.com, Sabtu (25/1/2025).

Dusun Sidodadi, Desa Sidodadi, adalah tempat di mana ibu korban, Sulatemi, tinggal. Jasad Uswatun pun telah dimakamkan di pemakaman umum Dusun Sidodadi.

“Dengan kondisi seperti itu, Almarhumah bekerja keras agar kebutuhan hidup dua anaknya serta neneknya terpenuhi. Bahkan setahu saya dia juga masih sering membantu ibunya. Menurut saya ya tulang punggung keluarga lah,” tutur Nahroni.

Menurut Nahroni, Uswatun memiliki seorang anak laki-laki dari perkawinan pertamanya. Anak tersebut diperkirakan kini berusia sekitar 10 tahun.

Anak kedua Uswatun, lanjutnya, adalah anak perempuan yang baru berusia 6-7 tahun, yang merupakan anak dari perkawinan keduanya.

Kedua anak Uswatun tersebut, kata Nahroni, tinggal bersama neneknya di Desa Slorok, masih di wilayah Kecamatan Garum, sejak Uswatun bekerja di Kabupaten Tulungagung sebagai tenaga promosi produk kosmetik.

Meski demikian, Uswatun hampir setiap pekan sekali pulang ke Blitar untuk menjenguk kedua anaknya, serta keluarganya.

Mobil korban belum diketahui keberadaannya

Kata Nahroni, dengan beban ekonomi yang sedemikian besar, Uswatun masih bisa menyisihkan uang untuk membangun rumahnya sendiri di dekat rumah neneknya di Desa Slorok.

“Sebenarnya rumahnya itu hampir selesai dibangun. Kalau tidak salah sudah direncanakan mulai memasang bagian atap dan genting minggu depan,” tuturnya.

Tidak hanya itu, kata Nahroni, Uswatun juga mampu membeli sebuah mobil MPV Suzuki R3.

“Mobil itu yang ia gunakan untuk mondar-mandir Tulungagung-Blitar. Hampir setiap satu pekan sekali dia pulang ke Blitar,” ungkapnya.

Namun, kata dia, keberadaan mobil tersebut hingga kini belum diketahui.

Halaman:


Terkini Lainnya
Wisatawan Lansia Dipungli 'Uang Pengawalan' Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Wisatawan Lansia Dipungli "Uang Pengawalan" Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Surabaya
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
Surabaya
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Surabaya
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Surabaya
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Surabaya
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Surabaya
Pelaku Pungli 'Uang Pengawalan' Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Pelaku Pungli "Uang Pengawalan" Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Surabaya
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Surabaya
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Surabaya
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar 'Uang Pengawalan', Penyandera Ditangkap
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar "Uang Pengawalan", Penyandera Ditangkap
Surabaya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau