NGAWI, KOMPAS.com - Polisi mengidentifikasi jasad korban mutilasi yang tersimpan dalam koper merah di selokan Desa Dadapan, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur lewat sidik jari dari kedua tangan yang masih utuh.
Kasat Reskrim Polres Ngawi, AKP Joshua Peter Kresnawan, yang dikonfirmasi Kompas.com, Jumat (24/1/2025) malam, menyatakan dari jari tersebutlah identitas korban menjadi jelas.
Seperti yang telah diberitakan, mayat tersebut adalah perempuan bernama Uswatun Khasanah.
Baca juga: Polda Jatim Kantongi Identitas Mayat dalam Koper Merah di Ngawi
“Kami telah berhasil mengidentifikasi korban sehubungan dengan temuan mayat termutilasi di dalam koper merah."
"Korban teridentifikasi dengan metode pengenalan sidik jari dan bantuan alat regmisi atau yang disebut mambhis,” kata Joshua.
Tak hanya itu, jelas Joshua, hasil identifikasi sidik jari juga diperkuat keterangan dari keluarga korban yang membenarkan ciri-ciri fisik, aksesori, atau pakaian yang ditemukan di dalam koper.
“Berdasarkan data tersebut, kami pastikan bahwa identitas termutilasi dengan nama Uswatun Khasanah, tempat tanggal lahir Blitar, 25 April 1995, dengan jenis kelamin perempuan dan pekerjaannya wiraswasta,” sambung Joshua.
Baca juga: Mayat Wanita di Dalam Koper Merah di Ngawi, Sebelum Dimutilasi, Korban Tewas Diduga Dicekik
Kendati demikian, ungkap Joshua, untuk penyempurnaan pembuktian, polisi tetap menunggu hasil tes DNA yang saat ini sedang dijalankan oleh Bidlabfor Polda Jatim.
KELUARGA KORBAN—Keluarga korban Hendi Suprapto dan Ana Yuliani mendatangi mendatangi RSUD Dr Soeroto Ngawi untuk melihat jasad Uswatun Khasanah, Jumat (24/1/2025). Diberitakan sebelumnya, keluarga memastikan mayat yang ditemukan di dalam koper merah adalah Uswatun Khasanah. Perempuan itu meninggalkan rumah sejak Jumat (17/1/2025) lalu.
Kepastian mayat itu adalah Uswatun Khasanah muncul setelah orangtua angkat korban, Hendi Suprapto dan Ana Yuliani, mendatangi RSUD Dr. Soeroto Ngawi, Jumat, pukul 13.00 WIB.
Baca juga: Kasus Mayat Wanita Dalam Koper di Ngawi, Korban Tak Bisa Dihubungi Sejak 20 Januari
Sebelum ditemukan tewas, perempuan itu tinggal bersama Hendi di Kelurahan Bence, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar, Jawa Timur.
“Setelah saya lihat dari ciri-cirinya, 90 persen cocok itu adalah anak kami,” ujar Hendi.
Hendi menyebut ciri yang dihafal dari anak angkatnya itu berupa gelang, sandal, dan tindik perut.
Baca juga: Korban Mutilasi dalam Koper di Ngawi Tinggalkan Dua Orang Anak
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang