Adapun selama pencarian korban, sebanyak 100 personel diterjunkan untuk melakukan pencarian terhadap korban yang masih tertimbun longsor.
Selain itu, tim SAR gabungan juga mengerahkan dua alat berat untuk menggali dan membongkar lapisan longsor serta material bangunan rumah korban.
Kejadian longsor yang melanda Dusun Banturejo, Desa Sambirejo, Kamis (25/1/2025) pagi, rupanya sudah terdeteksi sejak jauh hari.
Kepala Desa Sambirejo Sungkono mengatakan, wilayah yang kini diterjang longsor merupakan kawasan rawan.
Kerawanan terjadinya longsor, berawal dari munculnya retakan tanah dengan lebar sekitar 1,5 meter pada perbukitan yang berada di belakang kawasan permukiman penduduk.
Sungkono mengungkapkan, sejak setahun lalu, pemerintah desa bersama Pemkab Jombang telah menawarkan relokasi kepada warga yang rumahnya berada di wilayah rawan longsor.
Baca juga: Korban Luka dan Tertimbun Longsor Wonosalam Jombang Masih Satu Keluarga
Namun, lanjut dia, dari 12 rumah yang berada di wilayah rawan longsor tersebut, hanya 2 pemilik rumah yang bersedia untuk berpindah hunian ke tempat yang lebih aman.
"Tawaran (relokasi) itu kira-kira sudah satu tahun yang lalu. Tetapi, sebagian besar warga menolak untuk pindah, termasuk rumah korban ini," ujar Sungkono, saat ditemui di lokasi longsor, Kamis (23/1/2025).
Sebelumnya diberitakan, longsor terjadi di Dusun Banturejo, Desa Sambirejo, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Kamis (23/1/2025) pagi.
Longsor tersebut menimpa empat rumah, menyebabkan dua korban luka, serta mengakibatkan dua orang tertimbun.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang