Pemilik Warung, Sari mengatakan satu porsi sate ayam "ngepos" dijual dengan harga Rp 16.000. Satu porsi berisi 10 tusuk sate.
Bila ditambah dengan lontong dan teh manis, maka pecinta kuliner perlu merogoh kocek sekitar Rp 20.000-an.
Baca juga: Menikmati Kelezatan Tipat Cantok, Kuliner Tradisional Bali yang Tak Tergantikan
Namun, bila sepuluh tusuk sate ayam masih kurang, pembeli bisa membeli paket lainnya. Semisal sate ayam ngepos berisi 15 tusuk dihargai Rp 24.000. Sedangkan 20 tusuk dibanderol Rp 32.000.
Sementara bagi pecinta kuliner yang ingin membawa sate ayam ngepos sebagai oleh-oleh, pemilik warung menyediakan besek. Namun, dikenakan tambahan biaya untuk besek polos sebesar Rp 5.000 dan besek warna sebesar Rp 7.000.
Sari bercerita bahwa ia bersama suaminya sudah membuka usaha sate ayam ngepos sejak tahun 2011. Biasanya, ia membuka warungnya mulai pukul 11.00 WIB.
Dalam satu hari, Sari dapat menjual hingga 500 porsi sate ayam ngepos. Namun, acap kali menjelang petang, satu ayam ngepos Sipbun 2 sudah ludes diserbu pencinta kuliner.
“Ya, biasanya terjual hingga 500-an porsi dan sering habis sore hari,” kata Sari, Jumat (29/11/2024).
Baca juga: Rawon Garuda Kediri, Sensasi Kuah Hitam Pedas yang Selalu Diburu Pembeli
Sari mengaku sate ayam ngepos Madiun tidak beda dengan sate ayam Ponorogo.
Resep pembuatan sate ngepos miliknya juga berasal dari suaminya yang lahir dan besar di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.
“Semua resepnya dari suami saya yang asli Ponorogo. Saya hanya membantu berjualan,” kata Sari.
Beberapa pecinta kuliner sate ayam ngepos yang ditemui Kompas.com mengakui kelezatan menikmati sepiring sate ayam ngepos.
Selain harganya terjangkau, mengonsumsi sate ayam ngepos plus lontong dan segelas minuman sudah sangat mengenyangkan perut.
“Kita cukup mengeluarkan uang Rp 20.000 sudah mendapatkan nikmatnya menyantap sepiring sate ayam ngepos. Selain itu, saya jamin perut sudah terasa kenyang karena cita rasa sate ayam ngepos ditambah bumbu sambal kacang dan sepiring lontong,” ujar Haris, warga Kota Madiun.
Senada dengan Haris, Jauhari menyatakan sate ayam ngepos memiliki cita rasa beda dibandingkan dengan sate ayam lainnya. Selain sausnya yang gurih dan pedas, daging ayam pun lebih terasa karena besar ukurannya.
“Dibandingkan dengan sate ayam lainnya, daging ayam sate ayam ngepos sangat terasa. Besar dan berisi daging semuanya. Tidak ada yang namanya kulit dan hati. Semua murni daging ayam,” kata Jauhari.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang