Kuliner khas ini terkenal dengan rasa gurih pedas sambal kacangnya dan potongan daging ayam yang besar tanpa lemak. Sate tersebut selalu diburu pecinta kuliner saat lapar melanda.
Kata "ngepos" disematkan pada sate ayam lantaran tempat berjualannya seperti berada di pos yang tempatnya seluas pos kamling.
Namun sejatinya, kata "ngepos" berasal dari kebanyakan penjual sate ayam ngepos yang berasal dari Kelurahan Purbosuman, Kota Ponorogo.
Selanjutnya, banyak warga Ponorogo yang kemudian berjualan sate ayam ngepos di Kota Madiun.
Ciri khas Sate "Ngepos"
Setelah Anda memesan, sate ayam ngepos dibakar secara langsung dalam posisi mentah dengan bumbu bakar berupa kecap dan minyak sayur.
Setelah sate ayam selesai dibakar, lalu disajikan dengan siraman sambal kacang yang gurih. Tambahan sambal kacang yang gurih, tentu akan menggugah selera.
Sate ayam ngepos memiliki ciri khas tersendiri, terutama pada rasa sambal kacangnya yang pedas-asin.
Selain itu, sate ayam ngepos menyajikan daging ayam dengan potongan besar. Tak hanya itu, dalam satu tusuk sate berisi potongan daging ayam semua.
Tidak ada variasi kulit ataupun hati hingga ampela dalam satu tusuk sate ayam ngepos.
Bila potongan daging ayam sate daerah lain dibuat persegi, maka tidak halnya dengan sate ayam ngepos. Khusus sate ayam ngepos dibuat dalam bentuk irisan melintang.
Potongan daging ayam itu lalu dipipihkan dan dihilangkan kulit atau lemaknya sehingga hanya menggunakan dagingnya saja.
Dalam satu disajikan minimal 10 tusuk sate ayam yang disiram dengan saus sambal kacang yang asin-pedas. Lalu dituang sedikit kecap pada bagian atasnya.
Selain itu, potongan bawang merah yang segar plus sambel bawang ditaruh di pinggir piring disajikan menambah nikmatnya melahap satu piring sate ayam ngepos.
Harganya bersahabat
Harga sate ayam "ngepos" cukup bersahabat. Misalnya saja di Sate Ayam "Ngepos" Sipbun 2 Madiun yang berada di Jalan Sudirman.
Pemilik Warung, Sari mengatakan satu porsi sate ayam "ngepos" dijual dengan harga Rp 16.000. Satu porsi berisi 10 tusuk sate.
Bila ditambah dengan lontong dan teh manis, maka pecinta kuliner perlu merogoh kocek sekitar Rp 20.000-an.
Namun, bila sepuluh tusuk sate ayam masih kurang, pembeli bisa membeli paket lainnya. Semisal sate ayam ngepos berisi 15 tusuk dihargai Rp 24.000. Sedangkan 20 tusuk dibanderol Rp 32.000.
Sementara bagi pecinta kuliner yang ingin membawa sate ayam ngepos sebagai oleh-oleh, pemilik warung menyediakan besek. Namun, dikenakan tambahan biaya untuk besek polos sebesar Rp 5.000 dan besek warna sebesar Rp 7.000.
Sari bercerita bahwa ia bersama suaminya sudah membuka usaha sate ayam ngepos sejak tahun 2011. Biasanya, ia membuka warungnya mulai pukul 11.00 WIB.
Dalam satu hari, Sari dapat menjual hingga 500 porsi sate ayam ngepos. Namun, acap kali menjelang petang, satu ayam ngepos Sipbun 2 sudah ludes diserbu pencinta kuliner.
“Ya, biasanya terjual hingga 500-an porsi dan sering habis sore hari,” kata Sari, Jumat (29/11/2024).
Sari mengaku sate ayam ngepos Madiun tidak beda dengan sate ayam Ponorogo.
Resep pembuatan sate ngepos miliknya juga berasal dari suaminya yang lahir dan besar di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.
“Semua resepnya dari suami saya yang asli Ponorogo. Saya hanya membantu berjualan,” kata Sari.
Kelezatan sate ayam "ngepos"
Beberapa pecinta kuliner sate ayam ngepos yang ditemui Kompas.com mengakui kelezatan menikmati sepiring sate ayam ngepos.
Selain harganya terjangkau, mengonsumsi sate ayam ngepos plus lontong dan segelas minuman sudah sangat mengenyangkan perut.
“Kita cukup mengeluarkan uang Rp 20.000 sudah mendapatkan nikmatnya menyantap sepiring sate ayam ngepos. Selain itu, saya jamin perut sudah terasa kenyang karena cita rasa sate ayam ngepos ditambah bumbu sambal kacang dan sepiring lontong,” ujar Haris, warga Kota Madiun.
“Dibandingkan dengan sate ayam lainnya, daging ayam sate ayam ngepos sangat terasa. Besar dan berisi daging semuanya. Tidak ada yang namanya kulit dan hati. Semua murni daging ayam,” kata Jauhari.
https://surabaya.kompas.com/read/2024/12/03/095857978/sensasi-pedas-gurih-sate-ayam-ngepos-madiun-yang-menggoda-selera